TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Pedagang daging sapi di Medan, Sumatera Utara, memanfaatkan momen jelang Lebaran untuk meraup untung besar. Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisionil Medan melonjak jadi Rp 115 ribu per kilogram, ketika harga jual dari importir relatif stabil alias tidak naik.
Pantauan Tribun, Selasa (6/8/2013), harga daging sapi di Pasar Petisah, Pasar Kampung Lalang, dan Pasar Sei Sikambing, bervariasi Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kg. Harga ini naik sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kg dari harga sebelumnya.
Sedangkan importir sapi PT Lembu Andalas Langkat (LAL) mematok harga jual net Rp 33 ribu per kg berat hidup untuk sapinya, PT Juang Jaya Abadi (PT JJA) mematok harga Rp 32.500 per kg, dan PT Eldira Fauna Asahan mematok Rp 32.500 per kg.
Bahkan sebenarnya harga jual sapi hidup PT LAL ini turun dari harga sebelumnya di atas Rp 33 ribu per kg. Hanya sapi hidup Eldira ini naik Rp 300 per kg dengan dalih penyesuaian kurs dolar Australia.
David, Marketing PT Juang Jaya Abadi (PT JJA), mengatakan harga sapi yang mereka jual tidak naik dibanding sebelumnya, yakni Rp 32.500 per kg. Dengan harga ini, seharusnya tauke bisa menjual Rp 78 ribu ke pengecer, dan pengecer (pedagang tradisional) melepas ke konsumen maksimal Rp 85 ribu.
"Sebenarnya harga daging rata-rata ditolak Rp 78 ribu, dengan modal segitu pengecer paling mahal harusnya Rp 85 ribu. Sebenarnya berapapun permintaan kita kasih. Itu kan momen, hari ini aja harga naik, kalau kemaren harga masih Rp 85 paling tinggi. Kecuali daging istimewa seperti has dalam, tenderloin, sirloin wajar mereka jual mahal untuk mengkonversi harga daging," katanya via seluler, Selasa.
Katanya, mengatakan biasanya, harga daging-daging murah seperti daging sop, dijual Rp 80 ribuan.
Meski begitu, David mengakui harga daging sapi di Sumut dan sekitarnya termasuk Medan tergolong stabil. "Tadi pagi saya cek ke Tanjongmorawa dan Tebing harga masih Rp 87 ribu. Kalau Medan mungkin Rp 90 ribu. Tetapi harga kita kasih keluar stabil. Harusnya harga eceran Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu. Itu mekanisme pasar, kita tidak bisa memaksa pedagang menjual dengan harga yang kita mau," terangnya.
Ia berpendapat, biasanya momen kenaikan harga daging hanya berlangsung sebentar saja. Setelah Lebaran, harga daging akan kembali turun.
"Langsung turun, momennya dua hari aja, hari ini dan besok. Rp 83 ribu setelah Lebaran. Ni saya lagi sama pedagang di Kampunglalang. Ada yang jual Rp 88 ribu, Rp 90 tergantung kualitas daging. Tergantung permintaan misal, has dalam mahal. Pedagang jujur biasanya. Daging has minimal Rp 150 ribu per kilonya. Daging sop di bawah Rp 80 ribu. Has mahal karena hanya 7 kg dari keseluruhan sapi. Mangkanya harganya mahal karena kelas nomor satu," terangnya.
Erfian, Direktur Eldira, mengakui pihaknya menaikkan harga jual sapi impor Rp 300 dari sebelumnya yang hanya Rp 32.200. Katanya kenaikan ini hanya penyesuaian dolar Australia yang menjadi patokan harga impor.
Meski demikian, katanya, taukenya sudah mendapatkan keuntungan bila menaikkan harga. "Seperti saya bilang ke Bapak sebelumnya, harga tetap Rp 32.500. Karena ini momen-momen tertentu, pedagang pasti mencari keuntungan. Saya gak tau di pasar berapa (harga daging). Rp 90 ribu-Rp 95 ribu saya rasa Lebaran bisa lah ketimbang Jakarta yang menjual di atas Rp 100 ribu. Medan agak stabil. Jakarta gak ada harga segitu," ujarnya.
Kenapa importir tidak menaikkan harga jual seperti pedagang?
Erfian berpendapat pihaknya mendukung apa yang dikehendaki pemerintah. Yakni tidak menjual harga daging dengan berat hidup di atas Rp 33 ribu per kilogram. Meski tak mengingat tanggal surat edaran tersebut, Erfian mengungkapkan pihaknya mendapatkan surat edaran tersebut dari Kementerian Perdagangan.
"Satu kita harus mendukung apa yang dikendaki pemerintah. Mereka menginginkan tidak menjual lebih Rp 33 ribu. Saya lupa tanggalnya tetapi surat edarannya ada. Selagi kita bisa untung kita bantu. Saya dari dulu melihat kondisi sapi kalau bisa untung diposisi segitu. Kadang-kadang sapi bagus, kadang-kadang tidak. Sekali masuk kurang bagus Rp 32.500 kita potong rugi," ujarnya.
Erfian juga menegaskan tidak membatasi pembelian oleh pedagang besar atau tauke. Dalam tiga hari ini, Eldira menjual melepas ratusan sapi di wilayah Sumut.
"Tiga hari ini, ratusan untuk RPH Sumut saja. Kalau RPH saya punya hari ini sekitar 46 ekor. Lain lagi semalam. Kalau Sumut ratusan. Pembelian naik tiga empat hari ini sudah mulai naik," ujarnya.