News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wall Street Rebound, Terbang Tinggi Tersengat Risalah Pemangkasan Pajak Trump

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mayoritas saham AS di perdagangan bursa Wall Street kompak mencatatkan lonjakan ke rekor tertinggi setelah presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump merilis kebijakan tarif pajak.

Mengutip dari Reuters, S&P 500 naik 0,6 persen ke level tertinggi sepanjang masa. Disusul Dow Jones Industrial Average naik 123 poin atau 0,3 persen, sementara Nasdaq Composite naik 0,6 persen, didorong oleh kenaikan Microsoft dan big tech lainnya.

Dengan kenaikan tersebut, kini tiga bursa unggulan Wall Street secara keseluruhan melesat naik, dengan S&P 500 meroket 34,26 poin ke 6.021,63. Dow Jones naik 123,74 poin ke 44.860,31, sementara Nasdaq bertambah 119,46 poin ke 19.174,30.

Baca juga: Mayoritas Saham Wall Street Kompak Naik, Amazon Pimpin Penguatan

Pergerakan positif berhasil dicatatkan saham Wall Street setelah investor merespon kebijakan terbaru dari Donald Trump yang berencana memberlakukan tarif baru secara luas terhadap Meksiko, Kanada, dan China segera setelah ia resmi menjabat.

Berbeda dari tarif yang diberlakukan pada masa jabatan pertama Trump, rencana tarif kali ini diproyeksikan mencakup berbagai produk secara luas. Trump mengungkap bahwa pemerintah AS akan mengerek pajak 25 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 10 persen untuk barang-barang asal China.

"Sampai mereka menghentikannya, kami akan mengenakan tambahan tarif 10 persen pada semua produk mereka yang masuk ke Amerika Serikat, diatas tarif lain yang sudah ada," tegas Trump mengutip dari Al Jazeera.

Trump menilai langkahnya ini dapat menanggulangi imigrasi ilegal dan perdagangan obat-obatan terlarang. Sementara itu para analis beranggapan bahwa kebijakan baru Trump hanya akan memberikan dampak buruk bagi rumah tangga dan bisnis AS, tarif tersebut juga dapat mendorong Federal Reserve untuk memperlambat atau bahkan menghentikan pemotongan suku bunga.

Kendati demikian, Managing Partner di Harris Financial Jamie Cox menilai, saat ini para pelaku pasar tampaknya tidak terlalu khawatir dengan pengumuman tersebut. Mereka memperkirakan tarif tersebut tidak akan benar-benar diterapkan atau sudah dipertimbangkan oleh traders.

“Kekhawatirannya adalah beberapa produk akan menjadi lebih mahal dan itu berarti pendapatan bagi perusahaan-perusahaan yang mungkin memproduksi barang-barang tersebut di luar negeri akan menurun,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth.

“Saat ini banyak terjadi bolak-balik karena investor mencoba memposisikan diri mereka untuk bulan Januari dan beberapa hari setelahnya dan mereka tidak begitu yakin,” tambahnya.

Pasar Saham Asia-Pasifik Dibuka Beragam

Terpisah berbanding terbalik dengan saham Wall Street, bursa Asia justru bergerak terbatas setelah rencana tarif Donald Trump mengguncang pasar negara berkembang pada sesi sebelumnya.

Diantaranya, indeks MSCI Asia Pasifik turun kurang dari 0,1 persen setelah sebelumnya mengalami penurunan 0,6 persen. Saham di Jepang, indeks Nikkei 225 ikut melemah 0,35 persen saat pembukaan, sedangkan indeks Topix turun lebih dalam sebesar 0,5 persen. 

Indeks Kospi Korea Selatan amblas 0,4 persen saat dibuka dan indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil anjlok 0,65 persen. Sementara indeks Futures Hang Seng Hong Kong berada di level 19.172, sedikit lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di 19.159,2. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini