TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pihak Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebagai holding Bahana (persero) menuturkan, rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk (Bank BNI) yang akan mengakuisisi Bahana Group belum berjalan mulus. Kedua belah pihak masih melakukan kajian.
Hal ini dikatakan Presiden Direktur PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) Dwina S. Wijaya bahwa kedua belah pihak masih menunggu keputusan pemegang saham yang saat ini dipegang penuh oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Proposalnya masih di review oleh Kementerian BUMN. Mereka melihat sinergi dari kedua belah pihak. Keuntungan apa yang harus dimiliki, jika kedua perusahaan itu kan nanti akan digabungkan menjadi satu," kata Dwina di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu (21/8/2013)
Dwina menjelaskan, sampai saat ini dari kedua belah pihak sama-sama menginginkan akan adanya sinergi yang baik. Pihak BNI juga ingin rencana ini bisa berjalan dengan baik, begitu pula dengan Bahana Group.
"Jadi ada pertimbangan tertentu yang masih dipikirkan dan ini yang belum clear, jumlah saham yang akan dilepas kepada pihak BNI, pun belum bisa kita jawab dengan sedetail mungkin," katanya.
Seperti diketahui pihak BNI menyiapkan dua opsi untuk masuk ke Bahana yaitu, membeli perusahaan BPUI (holding Bahana) termasuk utangnya sekitar Rp 1,2 triliun yang akan jatuh tempo pada 2050. Opsi kedua adalah membeli PT Bahana Securities anak usaha BPUI.
BNI bersikukuh membeli holding BPUI, karena ingin menjadi total solution perusahaan keuangan mulai dari perbankan, sekuritas, asuransi, manajer investasi hingga perusahaan modal ventura.
Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo pernah mengatakan realisasi akuisisi BPUI tersebut diharapkan rampung pada 2013 karena sudah mengantongi restu dari Kementerian BUMN. "Kita inginnya akuisisi bisa selesai di tahun ini (2013)," tutur Gatot beberapa waktu lalu.