News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Masih Didorong Data Surplus Neraca Perdagangan BPS

Penulis: Arif Wicaksono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan elektronik pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Purwoko Sartono, Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk mengatakan, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin seiring berlanjutnya sentimen positif internal.

Sentimen positif dari internal datang sebelumnya, di mana Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan, deflasi, serta turunnya angka impor.

Di sisi lain, pergerakan indeks regional kemarin juga dibayangi kemungkinan ketidaksepakatan peningkatan limit utang 16,7 triliun dolar AS (debt ceiling) pada bulan ini.

Kebijakan untuk menghindari AS dari 'mentok'-nya pagu utang, harus diambil sebelum 17 Oktober. Pemerintah AS diperkirakan pada kisaran 22-30 Oktober, tidak akan mampu lagi melunasi tagihan-tagihannya.

Aksi ini menutupi data indeks manufaktur AS pada September 2013, yang tercatat sebesar 56,2 di atas konsensus 55,7, tertinggi sejak April 2011.

"Kegagalan meningkatkan pagu utang dapat menyebabkan downgrade peringkat utang AS. Hari ini kami proyeksikan IHSG akan bergerak konsolidasi pada kisaran support-resistance 4.340-4.400," katanya, Kamis (3/10/2013).

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memerkirakan, pada perdagangan hari ini, IHSG akan berada pada support 4.360-4.376 dan  resistance 4.414-4.435.

Menurutnya, sentimen kekhawatiran shutdown ekonomi AS masih menyertai pergerakan bursa global, namun dapat terkompensasi oleh masih berlanjutnya pelemahan dolar AS dan penilaian bahwa dampak  partial shutdown akan berimbas terbatas.

"Laju bursa saham AS diperkirakan mengalami pelemahan dengan sentimen  partial shutdown memasuki hari kedua, dengan tidak adanya pembahasan penyelesaian kondisi tersebut," tuturnya.

Selain itu, bursa saham Eropa mulai berbalik negatif hingga kinim setelah saham-saham ritel bergerak melemah dan sikap wait and see pelaku pasar terhadap hasil pertemuan European Central Bank (ECB).

Ia menilai, pelaku pasar masih menunggu hasil rapat ECB yang akan memertahankan suku bunga acuannya di level 0,5 persen, dan adanya spekulasi ECB akan menambah stimulus pada sistem keuangan di zona Euro.

"Aksi ambil untung dimungkinkan masih berlanjut, bila nantinya laju bursa saham global mulai berbalik arah melemah. Waspadai adanya pembalikan arah IHSG," paparnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini