News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei HSBC: Inflasi Meningkat, Nasabah Premium Indonesia Tingkatkan Jumlah Tabungan

Penulis: Arif Wicaksono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank raksasa HSBC menyatakan akan memberhentikan 25 ribu pegawai sampai tahun 2013 dan menutup operasi di 20 negara untuk menghemat miliaran dolar.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - HSBC belum lama ini mengikuti sebuah survei yang dilakukan pada 1000 nasabah perorangan dari segmen affluent di Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Taiwan.

Tujuan survei ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku dan persepsi dalam berinvestasi. Di Indonesia, survei ini dilakukan terhadap nasabah dengan nilai aset sebesar Rp 500 juta ke atas.

Diselenggarakan oleh RFI, penyedia referensi bisnis global yang bertitik berat pada layanan keuangan, hasil survei menunjukkan bahwa nasabah perbankan fluent di Indonesia memiliki tingkat kekhawatiran tertinggi akan dampak inflasi yang terjadi 12 bulan sebelumnya maupun 12 bulan ke depan.

Steven Suryana, Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia, menuturkan dengan keadaan ekonomi saat ini, juga terlihat bahwa nasabah affluent Indonesia akan cenderung meningkatkan tabungan mereka sebesar 49 persen.

“Mereka akan melakukan diversifikasi dari produk tradisional seperti deposito hingga produk investasi lainnya sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko tiap individu dapat menghasilkan pengembalian yang lebih baik karena disesaikan dengan risiko yang ada,” jelas Steven dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/11/2013).

Ini lebih tinggi dari beberapa negara lain yakni Australia, China, Hong Kong, Malaysia, Singapura dan Taiwan. Dalam 12 bulan ke depan responden affluent Indonesia cenderung menginvestasikan dana perolehan baru di saham, yang diikuti oleh deposito, asuransi jiwa, properti rumah dan reksa dana.

Ada kesadaran ini karena penetrasi produk investasi keuangan di negara-negara berkembang seperti Indonesia masih di bawah 20 persen dari jumlah penduduk. Khususnya di sektor asuransi jiwa, penetrasi ini hanya mencapai 1,1 persen dari PDB per kapita

Ditambah, menurut data World Bank, pendapatan per kapita di Indonesia senantiasa meningkat dari 1.900 dollar AS pada tahun 2007 menjadi  3.500 dollar AS  pada tahun 2012, dan masih terus bertumbuh.

"Peningkatan pendapatan ini mempengaruhi gaya hidup, pola pengeluaran, serta rencana investasi tiap individu di Indonesia, khususnya nasabah segmen affluent," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini