News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertamina Keluhkan Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bongkar Muat Tabung Gas - Pekerla lakukan aktivitas bongkar muat tabung gas di Agen LPG tiga kilogram PT. Julian Putra Mandiri, jalan Barito, Kota Semarang, Jateng, Kamis (27/6/2013). Sejak kenaikan BBM yang mendekati bulan Ramadhan, pasokan Gas LPG tiga kilogram di setiap agen Kota Semarang dikurangi menjadi 76 tabung dari semula 115 tabung. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku semakin rugi dengan adanya depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Hal ini dilihat dari penjualan tabung gas elpiji 12 kilogram non subsidi yang belum dinaikkan harganya hingga saat ini

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir menjelaskan harga gas non subsidi harusnya sekitar Rp 10 ribu per kilogram sedangkan harga gas elpiji 12 kilogram berkisar Rp 5.850, selisih Rp 4.150. Pada akhirnya selisih tersebut harus dibayar oleh Pertamina.

"Harga keekonomian gas elpiji non subsidi harusnya kisaran Rp 10 ribuan, ditambah melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," ujar Ali, di kantor pusat Pertamina, Rabu (4/12/2013).

Untuk menjaga agar pasokan elpiji selalu tersedia bagi masyarakat, Pertamina akan memaksimalkan keberadaan SPBU untuk ikut memasok elpiji. Pihaknya juga akan menindak tegas bagi agen elpiji yang menahan penjualan elpiji 12 kilogram.

"Kita optimalkan SPBU sebagai outlet elpiji. Akan kita lakukan operasi pasar di daerah yang terjadi kelangkaan, dan akan kita beri sanksi tegas," kata Ali.

Sayangnya, akibat pelemahan nilai tukar rupiah tersebut, Ali enggan mengungkapkan besaran kerugian dari penjualan gas elpiji non subsidi tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini