News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Citilink Minta Pemerintah Terapkan Fuel Surcharge

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chief Executive Officer Citilink, Arif Wibowo (kiri) dan Jusuf Kalla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Citilink Indonesia meminta pemerintah segera menerapkan fuel surcharge bagi tarif penerbangan. Harga BBM yang sudah cukup tinggi dan nilai rupiah yang terperosok membuat operasional maskapai semakin berat.

"Kami meminta agar pemerintah segera memberlakukan fuel surcharge pada Desember ini. Beban operasi penerbangan sudah mulai berat," kata CEO Citilink M Arif Wibowo di sela Citilink Journalist Award 2013 di Jakarta, Selasa (17/12/2013).

Dia menjelaskan, anak usaha Garuda Indonesia ini seperti maskapai lainnya, menggunakan sebagian besar biaya operasionalnya untuk penggunaan bahan bakar pesawat. Harga BBM untuk penerbangan saat ini telah melebihi Rp 10.000 per liternya.

"Salah satu penyebabnya karena harga BBM yang cukup tinggi. Saat ini Indonesia datangkan BBM dari impor, pembeliannya dengan menyesuaikan dollar AS," kata Arif di sela Citilink Journalist Award 2013 di Jakarta, Selasa (17/12/2013).

Arif mengatakan, bukan hanya Citilink yang maskapai berbiaya murah saja yang sudah mengalami kesulitan, bahkan induknya Garuda Indonesia pun sudah mulai meminta agar pemerintah memberlakukan biaya tambahan penerbangan tersebut.

Meski demikian, maskapai masih terikat pada peraturan menteri perhubungan yaitu Keputusan Menhub (KM) No 26 tahun 2010 tentang tarif batas atas yang meniadakan fuel surcharge. Dalam aturan tersebut juga disebutkan bila harga BBM pesawat melebihi Rp 10.000 per liter selama tiga bulan berturut-turut maka akan ada kebijakan merevisi aturan tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini