TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan dengan intensitas tinggi beberapa waktu terakhir menyebabkan sungai, drainase dan daerah resapan air tidak mampu menampungnya sehingga menimbulkan banjir dan tanah longsir di berbagai daerah.
Kedua bencana tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada jalan-jalan nasional berupa lubang, bahu jalan rusak, gorong-gorong amblas serta pondasi dan oprit jembatan rusak.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Murjanto menjelaskan pihaknya belum akan melakukan perbaikan untuk jalanan rusak akibat banjir. Alasannya, perbaikan saat jalanan basah, tidak bisa dikendalikan dan bisa cepat rusak kembali.
"Kita mengerjakan perbaikan jalanan sampai kering, supaya jalanan tidak terendam, kalau basah omong kosong," ujar Djoko, di kantor Kementerian PU, Rabu (29/1/2014).
Djoko menjelaskan pihaknya masih melakukan penanganan sementara. Penanganan antara lain meliputi pemasangan rambu-rambu peringatan jalan berlubang serta membentuk tim untuk melakukan penutupan lobang.
"Kita akan urug dengan agregat, itu merupakan perbaikan sementara karena perbaikan dengan aspal, kondisinya harus kering agar menempel," jelas Djoko.
Dari data Kementerian PU Beberapa ruas jalan nasional yang mengalami kerusakan antara lain Karawang-Cikampek-Palimanan dan Pamanukan-Sewo-Lohbener di Pantura Jawa Barat. Kerusakan dipicu oleh meluapnya beberapa sungai yang berlokasi di sekitar kedua ruas tersebut antara lain Sungai Ciasem, Sungai Batang Sari, Sungai Cipunegara, Sungai Eretan, Sungai Sewo, Sungai Cilet dan Sungai Kalen.