News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesadaran Keuangan Tinggi, Investor Jarang Investasi Produk Reksadana

Penulis: Arif Wicaksono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembangunan Gedung: Alat berat dikerahkan untuk pembangunan gedung bertingkat di jalan A. Yani, Kota Semarang, Jateng, Minggu (23/2/2014). Pembangunan gedung bertingkat di Kota Semarang terus meningkat seiring dibebaskan para investor asing untuk meningkatkan bisnis di Ibukota Jawa Tengah. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat pemahaman masyarakat yang masih tinggi dinilai belum cukup membuat investor untuk berinvestasi di reksadana.

Retail Bank Segment Marketing Head Citibank Indonesia, Ivan Jaya menilai kurangnya jumlah tenaga kerja berkualitas menjadi biang keladi bagi minimnya pembelian produk reksadana.

"Investasi semakin meningkat tetapi jumlah tenaga penjual masih terbatas, masih sedikit yang memiliki sertifikasi warped," katanya di Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Kesimpulan ini didapatkan Citibank Indonesia yang mencatat adanya kenaikan skor Financial Quotient (FinQ) menjadi 60,7 poin pada 2013. FinQ naik 3 kali ketimbang capaian poin pada tahun sebelumnya yang sebesar 57,7 poin.

"Dengan survei ini menunjukan bahwa masyarakat indonesia semakin memahami pola anggaran yang baik dengan program tabungan, perencanaan pensiun, investasi dan kepemilikan rumah," katanya.

Namun tingkat kepemilikan reksadana masih rendah. Dalam data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Per Agustus 2013 tercatat bahwa jumlah unit reksadana mencapai 449.661.

Sedangkan pada 2012 jumlahnya mencapai 509.149 investor dan pada 2011 mencapai 476.940 investor.

Jumlah ini masih jauh ketimbang jumlah penduduk indonesia yang mencapai 230 juta orang. Sehingga rasio kepemilikan reksadana dan penduduk semakin kecil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini