TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai ekspor furnitur dan kerajinan produk kehutanan tahun ini diharapkan mencapai 3 miliar dollar AS.
"Tahun ini Kementerian Perindustrian mematok target 3 miliar dollar AS. Insya Allah bisa tercapai," kata Taufik Gani, Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) dalam pembukaan pameran furnitur tahunan di Parkir Timur Senayan, hari ini (14/3/2014).
Gani bilang, saat ini konsumen dunia tengah mencari produk furnitur dan kerajinan berbahan dasar kayu (atau rotan) yang sustainable alias lestari. "Sebetulnya semua itu ada di indonesia. Bahan baku dan tenaga ahli ada di sini. Tidak ada alasan kita tidak bisa produksi produk yang sustainable," imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia tahun 2013 mencapai 2,6 miliar dollar AS. Rinciannya, 1,8 miliar dollar AS dari sektor furnitur dan 800 juta dollar AS dari sektor kerajinan.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang juga hadir dalam pameran tersebut bilang, saat ini Indonesia masih perlu meningkatkan pemasaran internasional.
"Kita masih kekurangan tenaga pemasaran. Maka pameran (furnitur) seperti ini perlu untuk menemukan pembeli (buyer) dan produsen," kata dia.
Sejauh ini, Gani bilang, Asmindo telah rutin mengadakan pameran di negara-negara di Asia dan Eropa. Hasilnya, "empat tahun belakangan buyer datang langsung ke Indonesia dan melakukan transaksi di sini," kata dia.
Sebab, selama ini pembeli masih mendatangi pameran furnitur yang diadakan di Singapura dan negara-negara lain dan melakukan transaksi jual beli di sana. Padahal, kata Gani, Singapura sebenarnya hanya berperan sebagai perantara antara buyer dan produsen. (Maria Elga Ratri)