News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Meraup Untung dari Legitnya Kue Kering

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Warta Kota, Vini Rizki Amelia

TRIBUNNEWS.COM - Jelang Ramadhan dan lebaran membawa keberkahan rejeki bagi mereka yang membuka usaha kue kering. Peluanag usaha ini bisa membawa pelakunya meraup untung dari legitnya kue kering sekitar 50 persen dari modal.

Pangesti Rahayu misalnya, ibu rumah tangga yang satu ini sudah menggeluti usaha kue kering miliknya yang diberlabel MyGhani_Yummy sejak 2011 lalu.

"Untuk tahun ini kebetulan belum ada persiapan bikin ya, karena puasanya juga masih lama, saya biasa baru bikin dan buka orderan diawal puasa," ujar wanita yang akrab disapa Esti ini kepada Warta Kota, Rabu (28/5/2014).

Esti membagi orderan tersebut dalam tiga kloter pengiriman yang diorder melalui pesan singkat atau telepon dinomor 0881.212.0881.

"Biasanya saya kirim awal puasa, pertengahan puasa, dan jelang tujuh hari lebaran," paparnya.

Tahun lalu Esti mengaku dirinya mampu menjual sebanyak 90 kilogram wafer keju dan kastengel yang dibandrol dengan harga variasi.

"Setengah kilogram tahun lalu harganya Rp 62.500 yang tempatnya pakai mika, kalau yang toples saya jual Rp 55.000," kata Esti.

Bulan puasa yang masih terhitung kurang dari satu bulan belum dimanfaatkan Esti untuk membuka orderan lantaran dirinya ingin melihat harga dari bahan-bahan baku yang akan digunakannya. "Bahan-bahan itu biasanya awal puasa masih asik, nanti ditengah-tengah sama akhir itu yang menanjak drastis," papar Esti.

Tak hanya naik, namun terkadang Esti kerepotan saat bahan yang akan digunakannya langka di pasaran lantaran menjelang lebaran tak hanya usaha kecil lainnya yang menjadi saingan tetapi juga ibu-ibu rumah tangga yang gemar membuat kue kering sendiri dirumah.

"Seperti wafer dan terigu yang jadi bahan utama kalau jelang lebaran sering langka, terkadang hanya ada di satu supermarket itu pun harus keliling-keliling berbagai supermarket baru ketemu," ujarnya.

Langka dan mahalnya barang diakui Esti memang cukup merepotkan tetapi mau tak mau dirinya harus tetap menggunakan bahan-bahan yang sama untuk menjaga rasa dan kualitas. "Ada wafer yang lainnya tapi kalau dipakai pas selesai di oven tidak segaring yang biasa saya pakai, sedangkan terigu pun harus pakai terigu yang khusus untuk kue," tuturnya.

Kenaikan harga tidak hanya terjadi menjelang lebaran tetapi ada juga bahan yang mengalami kenaikan harga setiap tahunnya seperti mika ataupun toples yang dikatakan Esti selalu mengalami kenaikan harga 20 persen tiap tahunnya.

"Terlebih untuk telur, bahan yang satu ini selalu naik bahkan tidak hanya jelang lebaran tetapi sebelum puasa ataupun mau puasa juga pasti naik," papar Esti. Ibu dari satu orang putra ini mengaku tak ada target besar yang ingin dicapainya di tahun ini untuk usahanya tersebut. "Jalani aja, rejeki Insha Allah enggak ketukar, yang penting usaha dan berkah dari Allah SWT," ujarnya.

Wanita yang mengambil kerja paruh waktu disebuah rumah produksi ini mengaku, dirinya dibantu empat orang lainnya untuk membuat setiap pesanan yang datang. Diakui Esti, menjual kue kering atau makanan merupakan usaha yang membawa keuntungan lumayan besar bagi dirinya yang juga menjual asinan bogor ini.

"Untungnya bisa 50 persen bahkan lebih. Karena konsumen sekali pesan bisa lebih dari satu kilogram, ya alhamdulilah ada rejekinya," kata Esti yang juga membuka orderan kue kering saat Natal ini.

Anda yang penasaran dengan kue kering buatan Esti, bisa menengok contoh foto-foto wafer keju miliknya melalui instagram @MyGhani_Yummy atau bisa langsung memesan melalui aplikasi Whatsapp, pesan singkat, atau telepon ke nomor 08812120881.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini