Laporan Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengkhawatirkan kebijakan ekspor mineral terkait pembangunan smelter. Jika diteruskan hal ini akan menyebabkan defisit neraca perdagangan karena ketergantungan ekspor kepada sektor Sumber Daya Alam (SDA), dalam hal ini eksplorasi tambang.
"Kita masih menunggu solusi tersebut, kalau dibiarkan akan mengganggu neraca perdagangan, kalau ada pemecahan ekspor meningkat dan menaikkan pendapatan kita," kata Agus Martowardojo, Gubernur BI, di kantor Bank Indonesia (BI), jakarta, kemarin.
Namun dia mengatakan bahwa kebijakan pembangunan smelter untuk menambah nilai tambah ekspor tambang memang baik bagi indonesia. Dalam jangka menengah kebijakan tersebut akan berdampak baik. Namun, tidaklah mudah karena pemerintah harus mencari nilai tambah untuk ekspor dalam jangka pendek.
"Makanya kita tunggu kesepakatan yang dicapai pemerintah untuk pelaku usaha bidang mineral, kalau ada itu akan baik skali karena kita kuatir realisasi ekpor mineral rendah tertekan karena kita musti selesaikan proses nilai tambah untuk ekspor," katanya.