TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaparkan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua hanya menghitung kebutuhan pokok saja dalam Rancangan APBN 2015.
SBY menjelaskan nota keuangan RAPBN tahun 2015 disusun oleh pemerintahan yang mengemban amanah saat ini, untuk dilaksanakan oleh pemerintah baru hasil Pemilu tahun 2014.
"Dalam RAPBN 2015 masih bersifat baseline, yang substansi utamanya hanya memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat," ujar Presiden SBY pada pidato kenegaraan nota keuangan di gedung DPR, Jumat (15/8/2014).
Presiden SBY berharap langkah ini dapat memberikan ruang gerak yang luas bagi pemerintah baru. Hal itu untuk melaksanakan program-program kerja yang direncanakan.
"Setelah 20 Oktober mendatang, saya yakin bahwa pemerintah baru akan memiliki ruang dan waktu yang cukup untuk memperbaiki anggaran," ungkap Presiden SBY
Presiden SBY memaparkan dalam 10 tahun terakhir ini, pembangunan di tanah air mengalami kemajuan yang menggembirakan.
Pada tahun 2004 total belanja negara sebesar Rp 427 triliun, namun pada tahun 2014 angka tersebut mencapai Rp 1.876,9 triliun.
"Sungguh kita patut bersyukur," papar Presiden SBY.