News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Asumsi-asumsi RAPBN 2015 yang Omong Kosong Menurut Faisal Basri

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

TRIBUNNEWS.COM - Jumat pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membacakan nota keuangan yang berisi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Akan tetapi, Ekonom Faisal Basri memandang RAPBN tersebut merupakan yang terburuk.

"APBN 2015 paling buruk selama pemerintahan SBY. Lihat saja posturnya," kata Faisal di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Senin (18/8/2014).

Faisal menjelaskan, asumsi makro seperti inflasi yang ditargetkan mencapai 4,4 persen dinilai omong kosong. Selain itu, meningkatnya anggaran untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) telah memangkas hak bagi sektor-sektor lain yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.

"Asumsi inflasi 4,4 persen itu kan omong kosong. Subsidi BBM naik, yang dikorbankan sosial, orang miskin, dan infrastruktur. Sektor-sektor yang produktif. Itu mah membawa ke 'neraka'," ujar Faisal.

Dalam nota keuangan RAPBN 2015, SBY menjelaskan asumsi makro antara lain pertumbuhan ekonomi pada angka 5,6 persen dan inflasi tahun 2015 ditetapkan 4,4 persen. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditetapkan Rp 11.900.

Pemerintah juga menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sebesar 105 dollar AS per barel, target lifting minyak mencapai 845.000 barel per hari. Adapun target lifting gas bumi ditetapkan 1.248 ribu barel setara minyak per hari. (Sakina Rahma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini