TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (persero) Umar Said mengungkapkan bahwa alasan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mundur dari jabatannya karena ingin mengajar di Universitas Harvard adalah kebohongan. Menurut Umar, Karen mendapat tekanan politik dari pihak eksternal Pertamina.
"Ya itu bohong-bohongan (Karen) doang," ujar Umar di Jakarta, Senin (8/9/2014).
Menurut Umar untuk seseorang bisa mengajar di Universitas sekelas Harvard butuh pendidikan yang tinggi. Pasalnya untuk menjadi mahasiswa di universitas nomor satu di Amerika Serikat itu, harus melewati ujian yang sangat berat
"Emang gampang mau ngajar di Harvard. Masuk kuliah disana aja susahnya bukan main lho," ungkap Umar.
Umar memaparkan sebelum keluar dari Pertamina, Karen harus mempertanggung jawabkan urusan Pertamina ke badan hukum. Dalam hal ini Karen harus melaporkan semua urusan mafia migas kepada KPK.
"Politik aja. Tapi ya memang benar nggak bisa begitu aja, dilihat dulu tanggung jawabnya gimana, urusannya sama KPK gimana," jelas Umar.
Sebelumnya diberitakan tribunnews.com, Karen Agustiawan akan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Pertamina mulai 1 Oktober mendatang. Alasannya, Karen mendapat tawaran menjadi pengajar di universitas Harvard, Boston, Amerika Serikat.