Laporan Arif wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju Nilai Tukar Rupiah pada akhir pekan mampu berbalik positif. Pelaku pasar mencoba memanfaatkan tren melemahnya Dollar AS seiring dengan pertemuan The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga acuannya.
Pergerakan rupiah pada posisi penutupan pekan kemarin berada pada Rp 11.985 per dollar AS. Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan setelah sehari sebelumnya berada pada Rp 12.030 per dollar AS (Kurs tengah BI).
Penguatan ini menurut Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities karena investor mentransaksikan sejumlah mata uang emerging market, termasuk Rupiah. Selain itu, optimisme atas perbaikan ekonomi China ikut mengangkat pergerakan mata uang emerging market.
"Sentimen mata uang emerging market setelah Bank Sentral China melonggarkan kebijakan moneternya membuat Yuan alami kenaikan," katanya di jakarta, Senin (22/09/2014)
Begitupun dengan Pounsterling yang juga menguat setelah hasil voting suara yang menetapkan Skotlandia tetap di wilayah Inggris. Keduanya turut memicu terapresiasinya Rupiah.
Laju Rupiah masih di atas di bawah level support Rp 11.915 per dollar AS. Rupiah mencoba berbalik positif dengan memanfaatkan pelemahan laju dollar AS.
"Diharapkan tren ini dapat terjaga sehingga Rupiah dapat bertahan di zona hijau. Rp11.990-11.970 per dollar AS (kurs tengah BI)," katanya.