News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos RNI Berharap Jokowi Hentikan Impor Gula Rafinasi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berunjuk rasa di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Selasa (17/9/2013). Mereka mendesak KPK untuk memeriksa Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang menelurkan kebijakannya impor gula rafinasi, yang dapat merugikan petani lokal. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro berharap kepada pemerintahan ke depan agar melarang impor gula rafinasi yang dinilainya menghancurkan industri gula lokal.

"Kita minta pemerintah Jokowi untuk menghentikan impor gula rafinasi. Sekarang ini, gula berbasis tebu sudah berkurang. Gula rafinasi ini saat ini dikuasai kartel," kata Ismed di gedung RNI, Jakarta, Minggu (12/10/2014).

Gula rafinasi atau gula kristal putih merupakan gula mentah yang telah mengalami proses pemurnian. Kebijakan impor gula tersebut sejatinya diperuntukan untuk industri tapi ternyata terjual di pasar retail. Hal inilah yang membuat harga gula lokal tidak dapat bersaing dan merugikan para petani tebu.

"Sekitar 1 juta lebih gula petani tidak bisa keluar gudang karena tidak laku. 200 ribu ton gula RNI juga tidak bisa keluar gudang. Regulasi ini membuat petani tebu terbunuh," ujarnya.

Selain tertekan dengan adanya gula rafinasi di pasar, Ismed pun mengeluhkan adanya pajak giling bagi industri gula nasional. "Kami dikenakan pajak giling, sedangkan yang impor tidak kena. Ini diskriminasi," ucap Ismed.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini