News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi JK

Menteri BUMN Sebut Belum Bahas Calon Dirut Pertamina

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). Presiden Joko Widodo menamai kabinetnya dengan nama Kabinet Kerja. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, bahwa pihaknya masih akan membahas posisi Direktur Utama Pertamina yang ditinggalkan Karen Agustiawan sejak 1 Oktober lalu.

Beredar kabar bahwa Rini bakal mencalonkan nama Ahmad Faisal dan Hari Karyulianto. Ahmad Faisal diketahui merupakan mantan Direktur Niaga Pertamina era Ari Soemarno, kakak dari Rini Soemarno. Sedangkan Hari Karyuliano saat merupakan Direktur Gas Pertamina. Namun Rini membantah hal tersebut.

"Belum, belum ada. Untuk calon Dirut Pertamina masih akan dibahas dalam rapat," kata Rini saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Masuknya nama Rini Soemarno dan Sudirman Said dalam Kabinet Kerja usungan Presiden Jokowi banyak menuai tanggapan miring dari sejumlah pengamat. Bahkan, dengan ditunjuknya Rini sebagai Menteri BUMN dan Sudirman sebagai Menteri ESDM disebut-sebut akan memuluskan skema untuk menempatkan Ari Soemarno yang merupakan saudara kandung dari Rini Soemarno, masuk dalam jajaran komisaris Pertamina.

Saat dikonfirmasi perihal hal tersebut, Rini membantah bahwa dirinya akan mencalonkan kakak kandungnya masuk dalam jajaran komisaris Pertamina.

"Enggalah, itu semua dengan fit and proper, ada proses lanjutan dan juga proses lainnya," kata Rini.

Dirinya menjelaskan, fit and proper itu akan dilakukan kepada mereka para calon yang berasal dari eksternal perusahaan. Untuk internal perusahaan tidak akan melalui fit and proper. Rini juga menegaskan bahwa tidak akan memilih sosok yang berasal dari eksternal perusahaan jika personal dari internal perusahaan jauh lebih bagus.

"Jadi fit and proper itu dibuat kalau mereka tidak diambil dari direksi yang ada. Direksi yang ada mereka sudah melalui fit proper yang ada. Untuk eksternal juga dilihat dulu apakah lebih bagus dari internal atau tidak," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini