TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia bisa menghemat dana sebesar 2,5 juta dolar AS per hari untuk mengimpor minyak sebanyak 100 ribu barel. Proyeksi tersebut sebagai imbas dari kerjasama PT Pertamina (Persero) dan Sonangol EP, perusahaan migas Angola.
Dalam nota kesepakatan dua negara itu, Pertamina akan membeli minyak ke Sonangol EP tanpa harus melalui perantara atau calo.
"Kalau kita dapat 100 ribu barel per harinya, maka itu bisa memenuhi 1/4 kebutuhan impor kita. Minimal kalau 100 ribu barel per hari, itu hemat 2,5 juta dolar," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, usai menemani Presiden Jokowi bertemu Wakil Presiden Angola, Manuel Domingos Vicente di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/10/2014).
Menurutnya, nilai efisiensi yang dihasilkan ini sangat besar dan mampu menghemat pengeluaran belanja minyak. "Kalau seharinya bisa ngirit 2,5 juta dolar, untuk satu tahunnya sudah gede banget efisiensi yang kita bisa lakukan. Karena kita langsung ambil dari produksi di Angola," kata Jokowi.
Selain itu, Pertamina dan Sonangol EP juga akan menjalin kerjasama lanjutan dengan membangun kilang minyak bersama di Indonesia. "Kita juga akan membuat perusahaan joint venture (perusahaan patungan) dengan Sonangol, Angola."
Karen itu, Jokowi memerintahkan kepada menteri ESDM dan Pertamina untuk merealisasikan bentuk kerjasama dengan Angola. Waktu sepekan pun ditargetkan Jokowi agar MoU yang dilakukan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat manfaatnya. "Saya beri batasan agar kerjasama ini dikonkretkan. Saya beri batasan satu minggu," tegas Jokowi.