TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan agar masyarakat dapat menjadi investor di pasar modal Indonesia. Di mana, saat ini investor asing masih mendominasi sebesar 60 persen.
"Artinya (investor asing) setiap keuntungan emiten di pasar modal, lari keluar," kata Jusuf Kalla di acara Gerakan Cinta Pasar Modal, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Agar masyarakat Indonesia bisa merasakan keuntungan tersebut, maka diperlukan terjun ke pasar modal. Bisa melalui reksa dana, maupun saham. "Anda semua perlu ikut serta investasi di pasar modal," ucapnya.
Menurutnya, pasar modal menawarkan keuntungan yang cepat, tapi juga memiliki risiko yang besar dibandingkan instrumen keuangan lainnya, seperti perbankan. "Saham bisa naik 10 kali, tapi bisa turun sekali. Perlu pengetahuan yang baik," katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki KSEI, saat ini jumlah sub rekening efek di Pasar Modal Indonesia baru mencapai kira-kira 459.000, dengan jumlah investor riil, yang terlihat dari banyaknya Single Investor Identity (SID), baru mencapai kurang lebih 358.000.
Dari jumlah tersebut, jumlah investor domestik mencapai 97,4 persen sementara sisanya sebesar 2,6 persen merupakan investor asing. Namun demikian, investor asing menguasai hampir 60 persen kepemilikan saham di pasar modal indonesia.
Kondisi ini mengakibatkan kerentanan pasar modal indonesia terhadap posisi net sell oleh investor asing. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah dan transaksi investor domestik perlu terus ditingkatkan.