Laporan Wartawan Tribun Timur, Hajrah
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Bank Rakyat Indonesia sepakat menahan tingkat suku bunga pinjaman hingga akhir tahun. Perseroan ini mengaku tak ingin mengambil risiko bisnis dengan gegabah merespon kenaikan BI Rate melalui kenaikan tingkat suku bunga.
Direktur Bisnis dan Kelembagaan BRI kantor Pusat, Asmawi Syam mengatakan, dampak kenaikan BI Rate masih mampu dijaga dengan baik dari bisnis bank.
"Yah, kita tidak mau serta merta menaikkan. Ini hanya siklus bisnis yang perlu dikaji dulu dampaknya," jelas Asnawi.
Menurut dia, pihaknya akan mengevaluasi selama tiga bulan ke depan terkait dampak kenaikan harga BBM bagi debitur atau peminjam.
"Semua bank sepertinya tidak akan merespon dengan instan kenaikan BI Rate ini, apalagi likuiditas saat ini sangat ketat," ujarnya.
BRI saat ini masih memberlakukan bunga untuk kredit komersil dengan pinjaman sampai Rp 1 miliar dengan bunga 13 hingga 15 persen. Kemudian Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar berkisar 12,75 sampai 14,75 persen.
Adapun untuk kredit korporasi masih 12 sampai 13 persen dan kredit konsumtif kategori KPR 13 hingga 14 persen berlaku untuk suku bunga counter.
Sedangkan bagi nasabah baru 9,75 persen fixed satu tahun pertama dan 10,25 persen untuk fixed dua tahun pertama.
Pemimpin Wilayah Bank BRI Makassar, Kuswiyoto menambahkan, hingga akhir tahun pihaknya tetap mengaku ekspansif mengejar target bisnis.
Saat ini total penyaluran kredit untuk wilayah kerja Sulawesi Selatan, Barat, Sultra dan Maluku mencapai Rp 25,156 triliun. Sementara dari sisi target, hingga akhir tahun pihaknya berharap dapat menyalurkan Rp 28 triliun.