News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Duet Jokowi JK

Jokowi Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Kalau Mampu Terapkan Lindung Nilai

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wartawan memotret layar yang berisi survei bertajuk Jokowi Pasca Naiknya BBM yang digelar oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) di Jakarta, Jumat (21/11/2014). Survei tersebut memaparkan tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo yang merosot pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forex Trader dan Mentor/Coach di bidang pasar uang dan valuta asing, Mario Singh mengungkapkan, sangatlah tepat bila Pemerintahan Jokowi memperhatikan besarnya keterkaitan fluktuasi mata uang asing terhadap APBN dan investasi nasional.

Sebab, dinilai Mario, kebutuhan mata uang asing untuk kewajiban belanja dan investasi Pemerintah dan swasta akan makin membesar pada tahun-tahun mendatang.

"Besarnya investasi, proses globalisasi, kemajuan teknologi dan perkembangan lembaga-lembaga keuangan yang bukan dealer, akan menjadi penentu meningkatnya volume mata uang yang dipertukarkan," kata pakar Foreign Exchange asal Singapura tersebut, belum lama ini.

Menurut Mario, transaksi mata uang dalam sehari mencapai 5,3 triliun dollar AS dan angka ini terus meningkat. Sehingga, pengaruh valuta asing sangatlah signifikan, maka makin terbukanya suatu negara cukup rentan pula ekonomi negara tersebut dari fluktuasi valuta asing utama dunia.

Sebaliknya, bila memiliki pengetahuan dan teknik yang tepat, kata Mario, maka pergerakan valuta asing tersebut, sebagai refleksi pergerakan ekonomi dan politik dunia, dapat dimanfaatkan untuk menguatkan program ekonomi dan keuangan suatu negara.

"Bagi Jokowi-JK pencapaian target 7 persen akan lebih mudah dengan mengendalikan currency risk antara lain melalui hedging (lindung nilai). Sangat berbahaya bagi perekonomian nasional jika 60 persen perusahaan di Indonesia saat ini belum menerapkan hedging," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini