Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - East Japan Railway Company (JR), perusahaan kereta api terbesar di Jepang sangat ingin sekali mendapatkan proyek pekerjaan jalur kereta api peluru (Shinkansen) Jakarta – Surabaya, dimulai dengan tahap pertama Jakarta-Bandung terlebih dulu. Saat ini penelitian sedang dilakukan dan berharap Maret tahun depan selesai penelitian jalur ini yang studi kelayakannya berlangsung sejak Oktober 2013.
“Apabila diperkenankan tentu saja kita sangat berminat untuk mengerjakan proyek kereta api peluru di Indonesia dimulai dengan jalur Jakarta-Bandung terlebih dulu sebelum nantinya penuh Jakarta-Surabaya,” papar Executive Diractor East Japan Railway Company, Takao Nishiyama, khusus kepada Tribunnews.com sore ini (8/12/2014) di kantornya di bilangan Shinjuku Tokyo.
Saat ini atas penuinjukkan dari pihak badan kerjasama internasional Jepang (JICA) pihak JR sedang melakukan studi kelayakan mengenai jalur kereta peluru Jakarta-Bandung yang telah dilakukan sejak Oktober tahun lalu. Diperkirakan studi kelayakan ini selesai bulan Maret 2015. Setelah itu tentu perlu dipertanyakan pendanaannya.
“Kami tak tahu mengenai pendanaan, itu sepenuhnya di tangan keputusan pihak pemerintah Indonesia dan tentu kalau pendanaan bisa clear nantinya, saat pengerjaan proyek kami tentu berharap bisa mengerjakan proyek tersebut sesuai pengalaman kami menjalankan Shinkansen selama 50 tahun tanpa kecelakaan sekali pun,” tambahnya.
Tahun ini adalah perayaan 50 tahun Shinkansen dan sekali pun kereta api peluruh dengan kecepatan sekitar 300 kilometer per jam itu, tidak pernah sekali pun mengalami kecelakaan. Penundaan perjalanan pun hanya karena cuaca buruk seperti salju lebat, taifun dan sebagainya.
“Berbicara mengenai Shinkansen kita berbicara mengenai keamanan yang harus 100% sempurna aman bagi penumpang kereta api, karena ini perjalanan kereta api sangat cepat sekali,” tekannya lagi.
Meskipun demikian pihak JR tidak ada masalah sama sekali dengan kecepatan tersebut serta keamanannya belajar dari pengalamannya selama 50 tahun mengoperasikan Shinkansen.
“Apabila kami mendapatkan proyek Shinkansen ini, tentu kami berharap satu set penuh bukan sepotong-sepotong, dalam arti, bukan hanya kereta api saja, tetapi termasuk system perjalanan kereta api, infrastrukturnya dan segalanya karena memang harus aman sekali dalam mengoperasikan Shinkansen, termasuk pula pengerjaan terowongan Shinkansen adalah hal yang khusus pula tidak seperti membuat terowongan biasa karena ini kereta peluru,” tekannya lebih lanjut.
Meskipun demikian apabila ada peralatan yang memang bisa dibuat dan dibeli di Indonesia tentu saja silakan dan kami malah senang karena bis amenurunkan biaya dengan buatan dalam negeri Indonesia. Tetapi untuk peralatan khusus yang harus tepat sekali guna keamanan dan kenyamanan, tak bisa dilakukan di Indonesia, ya harus diimpor dari Jepang, jelasnya lagi.
Berapa biaya pembuatan satu set penuh dengan sistem proyek Shinkansen Jakarta-Bandung, diperkirakan mungkin sekitar satu triliun yen atau sekitar 110 triliun rupiah.
Dari penelitian selama ini, menurutnya yang agak sulit pengejaan saat berada di daerah perbukitan dan pegunungan karena turun naik yang curam. Tetapi dengan pengalamannya puluhan tahun, seperti di Jepang di daerah Nagano yang juga curam turun naik, pengerjaan Shinkansen sepenuhnya menjadi tak ada masalah bagi Jepang untuk mengerjakan seaman mungkin.