TRIBUNNEWS, JAKARTA - Menjelang digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Telkom Tbk, Jumat (19/12/2014), bursa calon direksi PT Telkom (Tbk) semakin ketat. Saling sikut dan ganjal dari kubu pendukung masing-masing calon, riuh memenuhi topik di media sosial.
Sejumlah nama santer digadang-gadang bakal mengisi jajaran direksi PT Telkom periode 2014-2019. Di antaranya, Indra Utoyo (Plt. Dirut Telkom), Honesti Basyir (kini Direktur Keuangan PT Telkom) dan Alex Sinaga (saat ini Dirut PT Telkomsel). Nama terakhir, disebut-sebut disokong oleh kelompok pengusaha dibawah kendali Sakti Wahyu Trenggono.
Ada pula nama lama, Sarwoto, mantan Dirut Telkom periode 2004, yang dikabarkan mendapat sokongan dari Surya Paloh. Juga, Riskan Chandra (kini Direktur Networking PT Telkom) yang digosipkan dijagokan Menko Perekonomian Sofjan Djalil dan mantan Menteri BUMN Tanri Abeng.
Menanggapi hiruk-pikuk di "lantai bursa" terkait pencalonan direksi PT Telkom, komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Riant Nugroho menganggap hal itu wajar terjadi.
“Telkom ibarat gadis cantik yang mengundang banyak kepentingan,” katanya di Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Ia berharap calon direksi merupakan orang-orang profesional dari internal Telkom yang lolos hasil assessment.
Sumber di internal PT Telkom menyebutkan, saat ini tengah berlangsung assessment yang melibatkan sebagian besar eksekutif Band-1, atau pemegang jabatan mulai Deputi Executive General Mansger, Executive General Manager, Vice President, dan CEO beberapa anak usaha Telkom.
Kandidat terbaik dalam assessment telah diusulkan ke Kementerian BUMN, sebelum dibawa ke Mensesneg dan Sekretaris Kabinet untuk diikutsertakan dalam Tim Penilai Akhir (TPA).
Maraknya kabar yang menyebut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tengah melakukan audit khusus terkait kebijakan direksi lama, memicu spekulasi bahwa direksi lama Telkom tidak ada yang akan dipertahankan pada kepengurusan mendatang. (Eko Sutriyanto)