TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia di kelompok sektor ini negatif sejak 2008 dengan defisit yang terus membengkak. Walaupun antara 2008 dan 2012 tercatat rata-rata pertumbuhan ekspor 4,7 persen, tapi masih lebih banyak impor.
"Nilai ekspor jauh dari pertumbuhan impor yang mencapai 18,6 persen," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Selasa (6/1/2015).
Franky memaparkan kendati impor di sektor pertanian masih besar, namun peluang peningkatan realisasi investasi masih cukup besar karena. Alasannya tren pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) yang positif selama periode 2010-2014, memberikan peluang bagi investor dalam negeri.
"Namun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) cenderung melemah," ungkap Franky.
Franky menyebutkan Proyek PMDN dan PMA yang telah memperoleh Izin Prinsip (pipeline projects) dalam periode yang sama nilainya cukup besar yaitu PMDN sebesar Rp 1.5 triliun. Selain itu peningkatan yang signifikan di tahun 2014 dan PMA sebesar 746 juta dollar AS.
"Namun demikian patut dicermati adanya penurunan minat investasi di tahun 2014 untuk PMA," ujar Franky.