TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat kebijakan energi Sofyano Zakaria menilai pengalihan fungsi Petral ke Pertamina untuk pengadaan dan penjualan minyak mentah harus jadi angin segar bagi perusahaan nasional.
Pemerintah diharapkan bisa mengikutsertakan perusahaan nasional dalam kegiatan bisnis migas itu. Selama ini perusahaan nasional yang bergerak dalam perdagangan minyak dan gas, menurut Sofyano, nyaris jadi penonton.
Pasalnya pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk kilang hampir semuaya dikuasai oleh asing. "Nyaris semua nya jatuh ketangan pengusaha non nasional," ujar Sofyano dalam keterangannya, Sabtu (17/1/2015).
Pengadaan dan Penjualan Minyak Mentah dan produk Kilang untuk pemenuhan kebutuhan nasional selama ini ditangani ISC dan Petral.
Sofyano menjelaskan Petral melalui tender terbuka hanya melibatkan National Oil Company (NOC) yang nyatanya pula tidak terbatas hanya pada produksinya sendiri dan produsen minyak atau kilang termasuk didalamnya Major Oil Company pula.
"Perusahaan nasional yang berbentuk Perusahaan Terbatas, harusnya diberi kesempatan dan dukungan dari Pemerintah dan Pertamina sebagaimana yang terjadi seperti di Jepang dan Korea," ungkap Sofyano.
Sofyano menyebutkan perusahaan Jepang seperti Mitsubishi, Mitsui,Sumitomo, Itochu, Marubeni, Sojitz, Kanematsu, dan Toyota Itshu selalu mendapatkan prioritas untuk melakukan pengadaan.
Perusahaan Jepang itu juga dapat keistimewaan penjualan untuk minyak mentah dan produk kilang asal Jepang.
"Hal yang sama juga berlaku di Korea. Perusahaan perusahaan antara lain SK, Hanwha,Samsung, Hyundai, GS-Global ,Daewoo Internasional, juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Korea," papar Sofyano.