News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banyak Keuntungan, Kemenperin Dukung Proyek Pelabuhan Cilamaya

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILustrasi: Pekerja tengah mengerjakan pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau yang disebut Terminal NewPriok di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (20/8/2014). Pengerjaan proyek NewPriok tahap I Container Terminal 1 telah mencapai 60 persen dengan sebanyak 6.860 psc piling telah terpasang dari total 9.815 pcs dan diharapkan sebagian (panjang dermaga 400 m) siap dioperasikan pada akhir 2014, sedangkan keseluruhan Container Terminal 1 sepanjang 800 m akan beroperasi penuh pada pertengahan kuartal III 2015 dengan kapasitas daya tampung 1,5 juta Teus. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendukung penuh pembangunan Pelabuhan Cilamaya, di Karawang, Jawa Barat.

Pasalnya, dengan adanya pelabuhan tersebut, negara bisa menghasilkan keuntungan hingga 78 miliar dolar AS dalam kurun waktu 30 tahun.

"Kami mendukung karena sebagai pengguna dari Pelabuhan Cilamaya," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin, Imam Haryono, Jumat (13/3/2015).

Selain memberikan banyak pemasukan di dalam negeri, pelabuhan Cilamaya juga menurunkan ongkos distribusi logistik hingga 30 persen. Dengan begitu barang yang akan datang ke pulau Jawa memiliki banyak pilihan selain di Tanjung Priok dan New Priok.

"Menurunkan ongkos 30 persen logistik dari transportasi darat," ungkap Imam

Imam memaparkan, investasi yang akan masuk dari Pelabuhan Cilamaya adalah produk otomotif dan elektronik. Dengan dua investasi yang akan datang tersebut, Kementerian Perindustrian berharap pelabuhan Cilamaya jadi dibangun.

"Kita sebagai user sangat mengharapkan Cilamaya dibangun," kata Imam.

Hingga sekarang pembangunan pelabuhan Cilamaya masih memiliki masalah antara Kementerian Perhubungan dengan PT Pertamina (Persero). Pasalnya Pertamina memiliki pipa gas di daerah tersebut, sehingga perusahaan BUMN itu menolak pembangunan Cilamaya.

"Kalau masalah itu, (Pertamina) itu ranahnya pak Jonan (Menteri Perhubungan), kita hanya user saja," ungkap Imam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini