TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) memulai pertumbuhan kembali kredit pemilikan rumah (KPR) pasca pembatasan kredit perumahan karena Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2014. Henry Koenaifi, Direktur Konsumer BCA, mengatakan, pihaknya lebih yakin memberikan kredit kepada debitur setelah pesta politik usai, karena risiko lebih kecil.
“Kami menargetkan outstanding penyaluran kredit untuk rumah baru mencapai Rp 59 triliun - Rp 60 triliun pada akhir tahun ini,” kata Henry, kepada KONTAN, akhir pekan. Asumsinya, jika realisasi kredit perumahan mencapai Rp 60 triliun maka pertumbuhan KPR sebesar 11% dibandingkan realisasi KPR Rp 54,2 triliun pada akhir tahun 2014.
Saat ini, BCA telah menggelontorkan kredit untuk rumah baru sebesar Rp 1 triliun pada kuartal I/2015, serta akan ada kucuran calon kredit (pipeline) sebesar Rp 3 triliun - Rp 4 triliun untuk kredit rumah. “Kami menurunkan bunga kredit KPR untuk meningkatkan penyaluran kredit rumah baru,” tambahnya.
Henry bilang, pihaknya sedang melaksanakan program bunga murah untuk kredit rumah baru hingga Juni 2015. Bank yang terafiliasi oleh Grup Djarum ini melakukan penawaran promo bunga KPR menjadi 8,8% untuk 3 tahun dan 9,9% untuk 2 tahun berikutnya, dari rata-rata bunga kredit rumah sebesar 11,5%-12%.
Adapun, BCA membidik segmen nasabah KPR untuk kelas menengah atas. Misalnya, jika anda mengajukan cicilan rumah minimal seharga Rp 250 juta di BCA, maka anda akan memperoleh bunga single digit. “Fokus BCA adalah pembiayaan rumah untuk kelas menengah ke atas, sedangkan yang rumah kecil melalui sinergi pembiayaan melalui Bank Tabungan Negara (BTN),” ucap Henry.(KONTAN/Nina Dwiantika )