TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknik budidaya padi dengan penerapan Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) akan diterapkan di seluruh Indonesia.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, penerapan IPHA bisa menggenjot produksi gabah dengan pemakaian air yang minim.
Penerapan IPHA sudah ada percontohannya, yaitu di Daerah Irigasi (D.I) Rentang, Cirebon, Jawa Barat yang sejak tahun lalu diterapkan di lahan seluas 85.867 hektare (ha).
Dody mengklaim percontohan di D.I Rentang sukses. Penerapannya pun akan dilanjutkan di D.I Kamun di lahan seluas sekitar 2.000 ha. Saat ini masih dalam tahap sosialisasi.
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, PGN dan BRIN Garap 20 Hektare Lahan Padi Biosalin di Semarang Jateng
"Bedanya pada cara tanam, pemakaian air berkurang, tapi produksi gabahnya bisa naik 2 ton," kata Dody saat meninjau D.I Rentang di Cirebon, dikutip dari siaran pers pada Minggu (5/1/2025).
"IPHA rencananya diterapkan di seluruh Indonesia karena ini salah satu solusi bahwa hemat air pun bisa maksimal hasilnya/ Insya allah saya yakin bisa," lanjutnya.
Metode IPHA adalah teknik budidaya padi dengan sistem pengelolaan tanaman, air, dan tanah.
Tujuannya untuk meningkatkan penggunaan air yang efektif, efisien, dan proporsional.
Metode IPHA juga untuk meningkatkan luas areal pertanaman (IP) terutama saat musim kemarau, serta meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Bob Arthur Lombogia mengatakan bahwa IPHA mampu menghemat pemakaian air kurang lebih 30 persen.
Selain itu, lebih hemat biaya karena hanya membutuhkan benih sebesar 10 kg/ha dan waktu panennya lebih cepat karena ditanam bibit muda.
"Hasilnya terbukti dapat meningkatkan produksi hingga mencapai 11 ton/ha," kata Bob.