TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan bantuan pangan berupa beras pada tahun ini akan disalurkan selama enam bulan.
Dua bulan pertama sudah ditentukan akan disalurkan pada Januari dan Februari 2025. Namun, empat bulan sisanya akan menunggu hasil rapat yang akan datang terlebih dulu.
Menurut pria yang akrab disapa Zulhas itu, waktu pembagian bantuan beras selama empat bulan sisanya akan melihat terlebih dahulu hasil panen pada tahun ini.
"Yang empat bulannya kapan, nanti tunggu putusan ratas (rapat terbatas). Kita tidak ingin lagi panen ada pembagian beras, nanti mengganggu harga. Nanti kami akan rapat, lihat [hasil] panennya seperti apa," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (7/1/2025).
Yang jelas, kata Zulhas, bantuan beras tidak akan dibagikan pada Maret dan April karena pada dua bulan tersebut sedang terjadi puncak panen.
Maka dari itu, ia mengatakan pemerintah masih akan melihat pada April mendatang, kira-kira kapan bantuan beras akan bisa disalurkan.
Kemungkinan besar bantuan beras akan dibagikan ketika sudah masuk musim paceklik.
"Kalau sudah mulai musim kemarau atau musim paceklik, barulah itu akan dibagi. Oleh karena itu, kapan yang 4 bulan itu, nanti akan diputuskan bareng-bareng. Nanti rapatnya di April. Kita lihat nanti," ujar Zulhas.
Setiap satu kali penyaluran bantuan beras akan mencapai 160 ribu ton bagi 16 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP).
Setiap PBP akan menerima 10 kilogram (kg) beras, sehingga estimasi yang dibutuhkan untuk 6 bulan mencapai 960 ribu ton.
Pemerintah akan menggunakan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas) sebagai database penerima banpang beras di 2025 ini.
Rinciannya terdiri dari 15,6 juta PBP desil 1 dan 2, serta 400 ribu PBP perempuan kepala rumah tangga miskin dan lansia tunggal.
Regsosek merupakan basis data kesejahteraan penduduk yang memuat informasi sosial ekonomi mendekati 100 persen seluruh penduduk di Indonesia.
Sebagaimana yang termuat dalam laman sepakat.bappenas.go.id/regsosek-dashboard, Regsosek memiliki database yang terdiri dari 78,3 juta keluarga; 14,1 juta kepala keluarga perempuan; 22,1 juta penduduk lanjut usia; dan 4,3 juta penduduk disabilitas.