Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tidak semua lulusan SMA tertampung di perguruan tinggi mau pun perusahaan-perusahaan yang siap mempekerjakan mereka.
Anggota Dewan Komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI), Adhyaksa Dault mengatakan dari 900 ribu lulusan, hanya sekitar 100 sampai 150 ribu yang terserap.
Kepada wartawan usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla bersama petinggi BRI lainnya di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (16/4/2015), Adhyaksa mengatakan lulusan SMA yang tidak terserap itu harus dibiayai untuk membuka usaha sendiri. Disitulah peran BRI, yang selama ini fokus pada Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (KUKM).
"Ini kan musti diberi permodalan, itu tugas BRI di situ, jangan sampai pengangguran bertambah, KUR ini harus kita mainkan," kata Adhyaksa yang merupakan mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) itu.
Oleh karena itu bank milik pemerintah itu kedepannya berencana meningkatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), agar semakin banyak pengusaha kecil dan menengah yang permodalannya bisa dibantu.
Komisaris Utama BRI, Mustafa Abubakar dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa secara nasional nilai KUR mencapai Rp 120-130 triliun, dan sekitar 65 persen diantaranya disalurkan melalui BRI.
"BRI akan diperkuat di KUR, akan lebih dari 65 persen. tapi targetnya berapa belum tahu. Jadi kalau bank lain terbirit-birit dengan KUR, kami siap menerima pelimpahan dari bank lain," terangnya.
Dengan KUR itu diharapkan juga dapat meningkatkan jumlah nasabah di Indonesia. Pasalnya hingga kini baru sekitar 30 persen masyarakat yang memiliki rekening di bank. Padahal di Malaysia dan Singapura, rasio kepemilikannya sudah mencapai di atas 50 persen.
“Jadi lahan yang akan digarap supaya masy kita Bank-minded, jangan simpan uang di bantal, ini tugas BRI," tandasnya.