TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kandungan energi fosil untuk bahan bakar minyak (BBM) di dunia semakin menipis.
Untuk itu hampir di semua negara mulai dikembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT)
Vice President Research and Development Direktorat Pengolahan Pertamina Eko Wahyu Laksono mengungkapkan pihaknya sedang mengembangkan BBM dari lumut yang berkembang di air laut dan air tawar.
Eko menjelaskan lumut memiliki kadar minyak tinggi yang berpotensi menjadi bahan baku bio fuel.
"Lumut bisa menghasilkan minyak algae tidak bersaing dengan palm oil, dan menjadi bahan bakar," ujar Eko di kantor pusat Pertamina, Senin (18/5/2015).
Energi lainnya yang dikembangkan Pertamina adalah Solar Emulsi. Kandungan solar tersebut lebih rendah dari solar 48, karena hal tersebut tidak bisa digunakan untuk kendaraan pribadi, dan hanya untuk kendaraan umum saja.
"Ini menjadi alternatif bahan bakar yang mengurangi solar," kata Eko.
Selain kedua energi alternatif tersebut, Pertamina sudah berhasil mengembangkan Hydrotreated Biodiesel menggunakan minyak kelapa sawit dicampur ke solar. Bahkan saat ini bahan bakar nabati (BBN) pada solar kandungannya dinaikan dari 10 persen menjadi 15 persen (B15).
"Arah konservasi, atau alternatif energi yang memberikan, seperti hydrotreated Biodiesel," papar Eko.