TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai kinerja Menteri Perindustrian Saleh Husin hingga saat ini belum menunjukkan kemajuan bagi industri Tanah Air.
Wakil Ketua Komite Tetap Kadin, Achmad Wijaya, mengatakan seharusnya Menteri Perindustrian fokus bekerja menumbuhkan indusri hulu agar bahan baku yang dibutuhkan industri hilir tidak mengandalkan ekspor.
"Menteri Perindustrian sekarang banyak melihatnya ke hilir, jadi pertumbuhan manufaktur dalam negeri berkurang," kata Achmad di Jakarta, Senin (29/6/2015).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal I 2015 turun sebesar 0,71 persen dibandingkan kuartal IV 2014.
Industri yang mengalami penurunan produksi seperti industri barang galian bukan logam turun 6,64 persen, peralatan listrik turun 4,74 persen, industri kayu, barang dari kayu dan gabus serta barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 4,38 persen, pengolahan tembakau turun 3,15 persen dan lainnya.
Menurut Achmad, untuk menumbuhkan industri manufaktur maka diperlukan penguatan hulu dan lebih banyak lagi berdiskusi dengan dunia usaha. Jika hal tersebut sudah berjalan dengan baik, maka tiga tahun ke depan industri hulu dapat menopang industri hilir, dengan kata lain dapat mengurangi impor bahan baku.
"Kita itu 70 persen impor bahan baku, Perkuat industri hulu misalnya pabrik ban, bagaimana kebutuhan karetnya untuk membuat ban, itu yang harus diperhatikan. Kemudian tekstil, Kemenperin perlu juga memperkuat kebutuhan kapasnya," tutur Achmad.