TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) akan melakukan divestasi saham pada bulan Oktober hingga 10 persen. Selain itu Freeport juga akan mengurangi luas lahan tambang di Papua dari 212.950 hektare menjadi 90.650 hektare.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengatakan pihaknya akan melepas Blok Wabu, yang menjadi program pengurangan luas lahan. Blok Wabu kata Maroef masih memiliki potensi 4,3 juta ore dan kandungan emas.
"Ada yang menarik dari lokasi yang dilepas, ada alokasi yang memiliki kandungan cukup besar dan kualitas emas cukup bagus," ujar Maroef di kantor Kementerian ESDM, Kamis (2/7/2015).
Dalam mengelola blok yang dilepas Freeport Indonesia, pemerintah masih mengkaji siapa yang akan mengoperasikannya.
"Pemerintah pusat paham lahan ini akan dikasih ke daerah. Kita belum tau gimana nanti pengelolaannya," ujar Menteri ESDM Sudirman Said.
Menurut Sudirman, lahan yang dibebaskan oleh Freeport Indonesia sangat berpotensial. Karena itu, Sudirman menilai pemerintah daerah belum siap menggarap seluruh lahan yang diberikan Freeport kepada negara, sehingga ada kemungkinan memakai perusahaan BUMN dalam mengelolanya.
"Ini wilayah sangat potensial pemda membutuhkan bantuan. Nanti BUMN turun atau gimana nanti kita bicarakan," kata Sudirman.
Sementara itu Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono melihat lahan yang diberikan Freeport harus memiliki izin khusus untuk mengelolanya. Dengan aturan tersebut, maka perusahaan BUMN dan BUMD mewakili pemerintah daerah yang bisa mengakses wilayah yang dulunya milik Freeport tersebut.
"Lahan ini bisa menjadi kekayaan negara atau ijin khusus. Untuk yang kedua, prioritas BUMN dan BUMD untuk mengembangkan potensi itu. Menurut data potensinya bagus perlu investasi besar," kata Bambang.