TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR RI, Hafisz Tohir meminta pemerintah untuk segera menurunkan harga BBM.
Hal ini menurutnya karena harga minyak mentah dunia jenis Brent North Sea sudah turun hingga mendekati US$50 per barrel.
Jika memang pemerintahan Jokowi konsisten dengan keputusannya mencabut subsidi BBM dan menggantinya dengan mekanisme pasar, maka harga BBM dalam negeri juga wajib diturunkan.
“Sepanjang pengalaman saya selama ini bergelut dalam industri hulu migas di beberapa perusahaan migas nasional sejak 1998 ini, kebijakan pemerintahan Jokowi yang telah mencabut subsidi BBM dan menyerahkannya pada mekanisme pasar, maka pemerintah wajib mengevaluasi kembali harga BBM dari harga yang ditetapkan saat ini dengan turunnya harga minyak mentah dunia,” ujar Hafisz dalam rilisnya, Rabu (22/7/2015).
Hafisz menambahkan fluktuasi harga minyak dunia yang saat ini mengalami tren penurunan hingga 50 dollar/barel, dan diprediksi akan terus turun dengan akan masuknya kembali minyak asal Iran ke pasar global.
” Ini terjadi karena adanya kesepakatan bersejarah nuklir menyusul Iran dengan 6 negara-negara besar setelah perundingan yang alot selama 10 tahun diselingi embargo minyak asal Iran pada 2012,” katanya.
Oleh karena itu menurutnya tidak ada pilihan lain bagi pemerintah untuk menurunkan kembali harga BBM sesuai harga keekonomian saat ini. Kebijakan ini mendesak dilakukan pemerintah untuk membangkitkan perekonomian nasional yang sedang lesu.
“Juga untuk merangsang kembali daya beli masyarakat yang down dimana selama ini daya beli (sektor konsumsi) menjadi salah satu andalan di sektor ekonomi untuk menekan laju inflasi,” katanya.
Seperti di ketahui, melansir laman AFP, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Agustus anjlok 1,63 dolar AS menjadi ditutup pada 51,41 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, patokan global, menetap di 56,86 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,65 dolar AS dari penutupan Selasa.