Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk memajukan kerja sama ekonomi kedua negara, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura selama dua hari, 28-29 Juli 2015. Sehari sebelumnya, Presiden menerima kunjungan Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
"Tema utama dari kunjungan ini untuk lebih memajukan kerjasama ekonomi kedua negara. Saat ini Singapura merupakan salah satu mitra utama Indonesia di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam keterangan persnya, Senin (28/7/2015).
Presiden didampingi sejumlah menteri di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan A. Djalil; Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi dan Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi.
Pada 2014, total perdagangan Indonesia dengan Singapura mencapai 41,99 miliar dolar Amerika Serikat atau kedua terbesar setelah Republik Rakyat Tiongkok. Di bidang investasi, Singapura sebagai investor pertama terbesar di Indonesia dalam lima tahun terakhir, dengan total investasi pada 2014 mencapai 5,8 miliar dolar AS di 2.056 proyek.
Selain itu Singapura juga kunjungan wisatawan asing terbesar di Indonesia mencapai 1.519.223 orang pada 2014, meningkat 10,12 persen dari tahun 2013.
Rencananya Presiden akan bertemu Presiden Singapura, Tony Tan Keng Yam, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dan menghadiri pertemuan bisnis bersama 150 CEO perusahaan-perusahaan besar di Singapura.
Kunjungan juga akan membahas isu ASEAN Community 2015, yang pada prinsipnya harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat ASEAN. Indonesia tengah memperjuangkan legally binding instrument bagi perlindungan buruh migran ASEAN.
"Pada akhir kunjungan, direncanakan akan dilakukan peresmian nama spesies anggrek baru yang akan dinamakan Iriana Jokowi," sambung Retno.