Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan ini laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan, bahkan hampir menyentuh level Rp 13.500 per dolar AS.
Namun, kondisi tersebut dinilai masih dalam tahap wajar mengingat penguatan mata uang negeri Paman Sam bukan saja melemahkan rupiah, tetapi mata uang dunia lainnya.
Selain itu, pelemahan rupiah juga tidak dapat tertahan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal I 2015 di level 4,7 persen.
"Untuk saat ini pelemahan rupiah masih dalam batas yang wajar mengingat kondisi ekonomi juga mengalami pertumbuhan yang moderat," tutur Analis Valuta Asing Bank Mandiri, Reny Eka Putri kepada Tribunnews.com, Rabu (29/7/2015).
Menurut Reny, pelemahan rupiah masih akan terjadi hingga akhir bulan ini karena masih menunggu kepastian Bank Sentral Amerika (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya.
Melihat kondisi tersebut, kata Reny, Bank Indonesia harus menempuh langkah antisipasi dengan instrumen kebijakan yang dimilikinya dalam menahan pelemahan laju rupiah yang terlalu dalam.
"Kebijakan itu bisa dapat melalui intervensi pasar," ucapnya.
Kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (28/7/2015) mencatat rupiah melemah ke level Rp 13.460 atau merosot 7 poin dari hari sebelumnya Rp 13.453 per dolar AS.