TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengklaim kondisi fiskal dan perekonomian Indonesia saat ini masih terkelola secara baik. Hal itupun membuat kepercayaan investor terhadap Indonesia tetap tinggi.
“Di tengah ekonomi dunia yang penuh tantangan, berbagai indikator makro ekonomi menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia masih dalam kondisi baik,” kata Menkeu dalam pemaparannya berjudul Maintaining Growth Momentum in the Face of Uncertainty pada acara Investor Forum Singapura, di Hotel Shangrila Singapura melalui keterangan tertulisnya, Rabu (28/7/2015).
Berbagai indikator ekonomi nasional seperti neraca perdagangan, neraca pembayaran, inflasi, dan arus investasi menunjukkan kondisi yang baik.
Neraca perdagangan mengalami surplus US$ 4,35 miliar sepanjang Januari-Juni 2015. Sedangkan neraca pembayaran surplus US$ 1,3 miliar pada kuartal I-2015, dengan defisit neraca berjalan yang terus alami mengecil.
Untuk inflasi, Menkeu memprakirakan laju inflasi sepanjang tahun ini sebesar 4,21%. Khusus bulan Juli, inflasi bulanan sekitar 0,8-1,13%.
Demikian pula dengan arus investasi, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri yang tercatat terus meningkat. Investasi PMA pada kuartal II-2015 mencapai Rp 92,2 triliun, naik dari posisi kuartal I-2015 sebesar Rp 82,1 triliun. Sedangkan investasi PMDN di kuartal II-2015 realisasinya Rp 42,9 triliun naik dari kuartal I Rp 42,5 triliun.
Tingginya kepercayaan investor juga terlihat dari setiap kali lelang obligasi pemerintah, baik domestik maupun internasional yang selalu alami kelebihan permintaan. “Dalam empat kali penerbitan global bond, selalu alami kelebihan permintaan baik global bond konvensional, sukuk global hingga yang terakhir Eurobond,” katanya.
Kebijakan stimulus
Perlambatan ekonomi, lanjut Menkeu, terjadi di hampir penjuru dunia. Khusus Indonesia, perlambatan ekonomi pada kuartal I-2015 bersifat sementara karena pada kuartal-kuartal berikutnya akan meningkat didukung oleh kebijakan fiskal yang kuat dan pencairan anggaran pemerintah.
“Bloomberg composite memprakirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh dalam tiga kuartal berikutnya, yakni 5% pada kuartal II dan masing-masing 5,4% pada kuartal III, IV, dan kuartal I-2016 untuk kemudian naik menjadi 5,7% pada kuartal II-2016,” tutur Menkeu.
Beberapa kebijakan stimulus sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Seperti mendirikan tim evaluasi dan pengawasan realisasi anggaran/TEPRA, pencairan PMN, revisi tax allowance, dan pemberlakuan tambahan bebas Visa untuk 30 negara.
Selain itu pemerintah juga melakukan revisi aturan pengadaan barang dan jasa, revisi PPnBM untuk barang mewah, kenaikan pendapatan tidak kena pajak, dan revisi tarif bea masuk.
“Yang dalam proses adalah regulasi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, memperkuat kerjasama skema PPP dan non-PPP untuk pembangunan infrastruktur, revisi tax holiday, subsidi bunga KUR untuk UKM, dan insentif pajak untuk industri perkapalan,” jelas Menkeu. (KONTAN/ Hendra Gunawan)