TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang semester I 2015, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 9,9 triliun, naik 3,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 9,6 triliun.
Kenaikan laba tersebut lebih melambat dibandingkan pertumbuhan semester I 2014 dari tahun sebelumnya yakni sebesar 15,6 persen dari Rp 8,3 triliun menjadi Rp 9,6 triliun.
Alasan pertumbuhan laba yang tidak sebesar tahun sebelumnya dikarenakan Bank Mandiri meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk mengatasi terjadinya peningkatan kredit bermasalah.
"Profit naik 3,5 persen, banyak kami masukkan ke cadangan (CKPN) ketika ekonomi sulit kita bisa ambil di celengan itu," kata Direktur Utama Mandiri, Budi G Sadikin, Kamis (30/7/2015).
Sementara mengenai penyaluran kredit, Bank Mandiri menyalurkan Rp 106,5 triliun ke sektor industri pengolahan, infrastruktur khususnya sektor kontruksi mencapai Rp 20,8 triliun.
Kredit ke sektor perdagangan, restoran dan hotel mencapai Rp 92,3 triliun, sektor usaha mikro, kecil dan menengah sebesar Rp 74,4 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A Arianto menambahkan, Bank Mandiri telah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan perseroan tetap terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan ditengah kondisi perekonomian yang kurang kondusif.
"Untuk itu, Bank Mandiri terus menjaga kualitas aktiva melalui pelaksanaan worskhop NPL, proaktif menangani debitur yang masuk kategori watchlist, serta melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang sedang kesulitan," tutur Sulaiman di tempat yang sama.
Tercatat NPL Bank Mandiri pada semester I 2015 sebesar 2,43 persen atau naik 0,20 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,23 persen.