Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (persero) saat ini memiliki utang Rp 13 miliar dolar Amerika Serikat. Angka tersebut diambil dari belanja komponen impor untuk membangun pembangkit listrik.
Direktur Keuangan PT PLN, Sarwono Sidarto, mengatakan bahan baku infrastruktur listrik masih bergantung impor. "Pinjaman luar negeri tak bisa dihindari," ujar dia di kantor Garuda Indonesia, Senin (3/8/2015).
Sarwono memaparkan perseroan telah melakukan banyak penghematan agar utang tak bertambah besar. Salah satunya melakukan lindung nilai di mana transaksi memakai dolar AS bisa diubah memakai rupiah.
"Di luar konversi, PLN banyak sekali melakukan penghematan," papar Sarwono.
Sarwono menambahkan pihak perbankan BUMN sudah sangat membantu mengurangi utang PLN melalui hedging. Dengan begitu, meski masih utang, PLN bisa terus ekspansi dan mengembangkan jaringan listrik di dalam negeri.
"Bank BUMN mendukung sekali, saya terrbantu BUMN ini bagaimna mitigasi resiko dengan hedging tadi," kata Sarwono.