News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Azas Cabotage Selesaikan Ketergantungan Indonesia Dengan Pelayaran Asing

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja mengawasi proses pemindahan elpiji impor milik PT Pertamina dari kapal tanker Clipper ke kapal tanker Nusa Bintang di Teluk Semangka, Lampung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPR RI mengakui program azas cabotage mampu memutus ketergantungan Indonesia terhadap kapal-kapal asing, terutama untuk angkutan komoditi domestik. Kecuali kapal jenis khusus untuk offshore.

Wakil Ketua Komisi V DPR, Muhidin M Said, menuturkan hal itu terkait kinerja sektor pelayaran yang diakui mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dimana lebih dari 96 persen pangsa pasar domestik telah dikuasai kapal-kapal merah
putih.

Keberhasilan ini akan mendorong pelayaran merah putih pada angkutan luar negeri (ekspor-impor) yang dirancang melalui program beyond cabotage. Muhidin menilai, program itu menunjukkan kemampuan kapal-kapal merah putih berkompetisi dengan pelayaran asing, terutama di kawasan ASEAN.

"Sekarang memang angkutan sedang turun, tapi bukan berarti pelayaran kita terpuruk. Ada faktor lain diluar negeri, yang juga dirasakan banyak negara, tapi kinerja pelayaran kita tetap bagus," kata Muhidin, Selasa (11/8/2015).

Kendati diakui, penguasaan pangsa pasar angkutan luar negeri (ekspor-impor) oleh kapal-kapal merah putih masih rendah atau sekitar 10 persen. Namun dengan armada yang tersedia dan dukungan pemerintah serta idealisme yang tinggi para pemilik kapal, pelayaran nasional akan mampu menghadapi para pesaingnya di kancah internasional.

"Azas cabotage adalah angka mati, yang tidal bisa lagi ditawar-tawar,"jelasnya.

Program pemerintah yang dituangkan dalam Inpres 5/2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran tersebut, kata Muhidin secara ekonomi berdampak luas bukan saja terhadap industri pelayaran tapi juga galangan kapal, perbankan, asuransi,
kepelabuhanan, ketenagakerjaan, perdagangan dan, logistik.

"Dari aspek pertahanan dan keamanan negara kapal-kapal merah putih dapat dimobilisasi untuk kegiatan emergency. Misalnya saja kalau terjadi musibah atau bencana alam," jelasnya.

Ketua Umum Asosiasi Pemilik Kapal Niaga Nasional (Indonesia National Shippowners Association/INSA), Carmelita Hartoto menuturkan beyond-cabotage adalah bagian dari program lanjutan.

"Kami mendorong para pemilik kapal lakukan ekspansi untuk masuk ke pasar internasional, yang sekarang ini masih didominasi kapal-kapal asing," ujar Carmelita.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini