TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Fraksi Gerindra, Biem Benyamin mengatakan, kurs Dollar Amerika Serikat yang terus melambung tinggi pada hari ini mengundang keresahan dari publik, terutama kalangan pengusaha.
Bahkan sampai saat ini, kurs Dollar AS sudah mencapai Rp 13.795.
Menurut, Biem Benjamin, hancurnya nilai tukar rupiah merupakan tanda pemerintahan Jokowi-JK gagal mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"10 tahun terakhir, walaupun terseok-seok kita terus tumbuh secara ekonomi. Nilai tukar rupiah pun relatif terkendali, namun sekarang di saat pemerintah baru menjabat kurang dari setahun kita sudah dihadapkan dengan situasi menjepit seperti ini. Pemerintah harus menjelaskan kepada publik, langkah apa saja yang akan dilakukan untuk menanggulangi masalah ini. Jangan bilang ini bukan tanggung jawab pemerintah," kata Biem di Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Biem juga mengimbau masyarakat untuk mulai peka dan lebih kritis terhadap pemerintah.
Menurutnya, masalah nilai tukar rupiah ini merupakan masalah yang sangat penting dan merupakan bahan evaluasi kinerja pemerintah.
"Rakyat kita jangan diam saja, kami di legislasi terus berjuang untuk mengevaluasi kinerja pemerintah," katanya.
Namun, kata Biem kerja keras legislator tidak ada gunanya kalau rakyat kita tidak mau kritis dan pasrah menerima apa pun yang diberikan pemerintah.
"Bayangkan, kalau kurs sudah Rp 18.000 kita mau apa? Sudah terlambat untuk bertindak," katanya.