TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nasabah bank yang berdompet tebal semakin bertambah. Sejalan dengan itu, masyarakat berkategori tajir ini terus menambah jumlah simpanan di bank. Salah satu bank yang jumlah nasabah kayanya bertambah adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI bilang, nasabah kaya yang masuk layanan BRI Prioritas mencapai 31.000 orang. "Sampai akhir tahun, kami memperkirakan menjadi 33.000 nasabah," kata Budi kepada KONTAN, Selasa (11/8).
Dari jumlah itu, Budi bilang, BRI mengelola dana Rp 39,6 triliun. Budi yakin, dana kelolaan BRI Prioritas akan semakin menggendut dan bisa mencapai Rp 52 triliun hingga akhir tahun ini.
Nasabah Berdompet Tebal Makin Banyak. "Kami sedang menjalankan berbagai loyalty program untuk seluruh nasabah prioritas dengan berbagai insentif," imbuh Budi.
BRI juga rutin menambah jumlah Sentra Layanan Prioritas (SLP) dan priority lounge. Lokasi SLP terbaru di Bumi Serpong Damai sehingga SLP BRI kini menjadi 16 kantor.
Hingga akhir tahun, BRI akan menambah tujuh SLP sampai sembilan SLP lagi. BRI juga memiliki layanan prioritas bernama priority lounge sebanyak 95 kantor. Hingga akhir tahun, BRI akan menambah jumlah priority lounge di area kantor wilayah BRI Jakarta sebanyak delapan lounge. Kategori nasabah kaya di BRI adalah nasabah memiliki simpanan minimal Rp 500 juta.
Bank OCBC NISP pun mencatat pertumbuhan nasabah kaya. "Saat ini jumlah nasabah prioritas kami sekitar 20.000," ujar Ka Jit, Senior Corporate Executive Consumer Banking OCBC NISP. Namun dia enggan menyebut jumlah dana kelolaan.
Yang jelas, dana kelolaan masih tumbuh secara year to date. OCBC NISP sendiri lebih fokus pada nasabah ritel ketimbang nasabah prioritas. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam keterangannya beberapa waktu lalu menyebutkan, hingga Juni 2015 simpanan masyarakat dengan nilai sampai Rp 2 miliar, jumlah rekeningnya sudah mencapai 171,6 juta rekening, dengan nilai simpanan Rp 1.880,6 triliun.
LPS juga menyebutkan simpanan di atas Rp 2 miliar, mencapai 216.762 rekening dengan jumlah nominal simpanan Rp 2.531,07 triliun. (Issa Almawadi)