TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- 70 tahun yang lalu pendiri Bangsa mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Sekaligus memberi mandat kepada generasi penerus, termasuk semua elemen masyarakat untuk bekerja keras membangun negeri demi kesejahteraan seluruh rakyat.
Mandat inilah menurut Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani yang masih harus ditunaikan. Termasuk dari sisi investasi, yang ditunaikan BKPM.
"BKPM sebagai Lembaga yang berperan dalam mendorong investasi, perlu bekerja keras menjadikan investasi sebagai penggerak ekonomi, mendorong pertumbuhan dan akhirnya menciptakan kesejahteraan," ungkap Franky kepada Tribun, Senin (17/8/2015).
Dari sisi ekonomi, kata dia, pemerintah sudah menggariskan transformasi ekonomi dari basis konsumsi menjadi basis produksi.
Karena itu, BKPM perlu mendorong investasi yang dapat mendukung transformasi ekonomi tersebut. Sehingga perekonomian di masa mendatang lebih kuat ditopang sektor produksi.
"BKPM berupaya mendorong lebih banyak investor baru masuk ke sektor manufaktur guna ikut memperkokoh pondasi ekonomi nasional yang selama ini terlalu mengandalkan konsumsi," jelasnya lebih lanjut.
Kepala BKPM menjelaskan dengan naiknya porsi invesasi di sektor manufaktur diharapkan dapat menunjang pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen yang direncanakan pemerintah pada tahun depan.
Menurut Franky, strategi investasi tersebut sejalan dengan upaya peralihan ekonomi dari yang selama ini bersifat konsumtif menjadi lebih produktif.
"BKPM berkeinginan investasi dapat mendukung transformasi ekonomi dari konsumsi ke produksi. Realisasi investasi yang fokus ke arah industri pengolahan dan infrastruktur dapat mendukung terciptanya fundamental ekonomi berbasis produksi," jelas Franky.
Seperti yang dijelaskan Franky, BKPM memasang target investasi langsung di sektor manufaktur untuk tahun depan sebesar Rp 313,5 triliun, meningkat 47,94 persen dibandingkan dengan target tahun ini Rp 211,9 triliun.
Selain itu, kontribusi investasi manufaktur terhadap keseluruhan nilai penanaman modal pada tahun depan juga diharapkan bisa mengambil porsi 52,7 persen, meningkat dibanding target tahun ini yang sebesar 40,78 persen. BKPM optimis target pertumbuhan investasi tersebut dapat tercapai melihat realisasi investasi Semester I 2015 yang tumbuh sebesar 20,47 persen.
"Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, realisasi investasi beberapa industri sektor manufaktur dapat tumbuh cukup tinggi seperti industri logam, industri kimia, industri mineral non logam, industri tekstil dan Industri kayu. Meski pun ada beberapa industri yang perlu perhatian lebih seperti industri makanan dan Industri alas kaki," jelas Franky.