TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan mengklaim sudah bangun 472.495 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non MBR dalam Program Sejuta Rumah.
Oleh karena itu, Kementerian PUPR menyatakan tetap optimis pembangunan Sejuta Rumah bisa tercapai sehingga dapat mengurangi backlog perumahan di Indonesia secara signifikan.
“Sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 29 April 2015 hingga bulan Agustus ini berdasarkan laporan yang masuk ke Kementerian PUPR setidaknya sudah terbangun sebanyak 472.495 unit rumah,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Syarif menambahkan, angka pembangunan rumah pada awal Agustus lalu baru berkisar pada 300 ribu unit rumah. Dan dalam waktu sekitar dua pekan saja angkanya naik sebanyak 100 ribu menjadi 472.495 unit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Kita berharap lebih dari 1 juta rumah sampai April tahun depan dibangun," ujar Syarif.
Syarif mengungkapka informasi yang menyatakan permintaan rumah komersial untuk non MBR mengalami penurunan sekitar 40 persen. Sedangkan permintaan rumah murah untuk MBR relatif stabil dan terus naik dari waktu ke waktu karena kebutuhan masyarakat akan hunian yang layak selalu meningkat.
"Hal ini akan terus kami pantau sehingga pembangunan rumah dan permintaan diharapkan bisa seimbang,” kata Syarif.
Pada Agustus ini, Kementerian PUPR juga memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang jatuh pada tanggal 25 Agustus 2015 mendatang.
Peringatan Hapernas tersebut diharapkan bisa mendorong kesadaran dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan tentang arti pentingnya pemenuhan hunian yang layak untuk masyarakat Indonesia.