TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Agama (Kemenag) memfasilitasi ketersediaan tenaga terampil dari pesantren dan lembaga pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan industri seiring masuknya investasi. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam dalam nota kesepahaman.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan kerjasama ini, BKPM memfasilitasi dan menghubungkan kebutuhan kalangan dunia
usaha dengan pesantren.
“Kalangan dunia usaha dengan aktivitas investasinya dan pesantren dengan potensi tenaga kerja yang dimilikinya, harus tersambung dengan harmonis agar tujuan pembangunan tercapai, yakni perekonomian maju dan tenaga kerja terserap,” ujar Franky, Minggu (23/8/2015).
Franky menjelaskan tujuan dari penandatangan kerjasama mengembangkan SDM untuk mendukung kegiatan investasi sektor industri dan mendorong ketersediaan tenaga kerja dalam rangka mengoptimalkan masuknya investasi di Indonesia.
Oleh karena itu, BKPM bekerjasama dengan perusahaan dan asosiasi di sektor industri akan membantu penyusunan program pendidikan dan pelatihan di Lembaga Pendidikan Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan di sektor industri.
“Kita akan memulainya sebagai proyek percontohan, agar nantinya daerah -daerah lain bisa menirunya. Beberapa lokasi yang direncanakan antara lain wilayah Gresik, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan di luar Jawa seperti di Palu," papar Franky.
Saat ini, menurut data Kementerian Agama terdapat 13 juta anak didik dari kalangan pesantren dan lembaga pendidikan di bawah naungannya, potensial menjadi tenaga produktif pada periode bonus demografi.
Di sisi lain, berdasarkan rata-rata realisasi penyerapan tenaga kerja dari sektor yang menjadi prioritas investasi, infrastruktur, industri maritim, dan pertanian per 1 juta dolar AS.
BKPM memproyeksikan kebutuhan sekitar 14 juta tenaga kerja dari pengajuan izin prinsip yang masuk sepanjang Oktober 2014-Maret 2015 sebesar 36,6 miliar dolar AS.
Data BKPM menunjukkan sepanjang Oktober 2014-Juni 2015 terjadi realisasi penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.155.000 orang dari nilai realisasi investasi sebesar Rp 380,1 triliun.