Endri Krisnu, salah satu binaan PPK Sampoerna menargetkan produksinya bisa menembuspasar ekspor ke Malaysia dan Singapura pada 2016.
Praktisi di bidang makanan ringan berupa keripik bakso dan kacang mede itu berharap mampu mempromosikan produknya lebih jauh di ajang pameran Sampoerna Expo 2015
“Awalnya, pangsa pasar kami hanya sekitaran Jawa Timur saja. Sekarang sudah merambah Palembang dan Bali. Tahun depan target tembus pasar Malaysia dan Singapura,” ujarnya saat ditemui di kesempatan yang sama.
Endri mengaku, melalui program PPK Sampoerna dirinya mendapat suntikan psikologis dan ilmu yang begitu besar dalam memulai bisnis. Dari binaan tersebut dia belajar mengenai strategi jitu pemasaran, kiat menjaring investor hingga pemilihan kemasan siap jual.
“Pada awalnya saya mengemas snack hanya plastik biasa, sekarang saya gunakan kertas karton dan alumuminium yang eye-catching. Bahkan saya mencoba merambah anak muda dengan membuat bentuk kemasan yang disukai anak muda,” ujarnya sambil tersenyum.
Dalam sebulan, perempuan berkerudung asal Pasuruan ini mampu mengantongi omzet Rp 100 juta dengan merek dagang Favoriet Snack yang dirintis sejak 2008.
Endri Krisna menambahkan ia membuka usaha makanan olahan dengan bahan baku bakso.
"Dengan modal awal sekitar Rp 1 juta, saat ini omzetnya menjadi Rp 15 juta per hari," jelasnya.
Manfaatkan Kain Sisa
Merintis Usaha Kecil dan Menengah (UKM), tidak semudah mendapat modal, pelatihan, dan pemasaran. Tapi juga harus ada ketekunan, fokus dan konsisten.
"Karena usaha itu tidak stagnan. Ada naik turunnya. Itu yang saya rasakan selama tiga tahun usaha aplikasi kain perca pada produk fashion tas dan dompet," jelas Fitrotin
Nisak, saat memaparkan usahanya sebelum mengikuti pameran Pusat Pendampingan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2015 pada September mendatang.
Fitro yang tinggal di daerah Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, tak jauh dari pabrik Sampoerna, mendapatkan kesempatan mengembangkan ketrampilannya menjahit. Saat menjadi penjahit, pendapatan Fitro tidak pasti.
Ketika mendapat kesempatan ikut pelatihan kewirausahaan Sampoerna di tahun 2012, Fitro pun langsung memilih fokus menggeluti aplikasi kain perca.