TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PT HM Sampoerna Tbk., melalui payung program “Sampoerna untuk Indonesia”, hingga kini berhasil mendorong lahirnya ribuan UKM setelah mereka mengikuti program pelatihan Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna.
Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna milik PT H.M. Sampoerna Tbk,minggu depan akan menggelar kembali PPK Sampoerna Expo.
PPK Sampoerna Expo yang mengambil tema “Berani Mimpi Berani Sukses" kali ini akan membidik Peritel besar sebagai target pasar Sampoerna Expo 2015 yang bakal digelar di Tunjungan Plaza Surabaya, 5-6 September 2015.
Seluruh UKM-UKM binaan PPK Sampoerna ini akan mengikuti pameran usaha kecil dan menengah se-Jawa Timur itu bisa meraup laba minimal Rp 20 juta dalam dua hari.
Sampoerna Expo 2015 diproyeksikan Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna sebagai ajang promosi usaha regional ke peritel nasional maupun asing dalam skal besar.
Sampoerna Expo 2015 tahun ini akan diikuti 75 UKM binaan dari berbagai sektor. Mereka adalah UKM yang sudah lolos seleksi selama mengikuti pelatihan. Selain diikuti oleh UKM binaan, pameran juga akan diikuti oleh 15 UKM umum, pemerintah danjuga akademisi.
Ada booth crafting atau kerajinan yang akan diisi oleh 16 UKM di sektor kerajinan, booth garmen dengan 16 UKM, booth pertanian dengan jumlah 4 UKM dan booth food and baverage (FnB) dengan 21 UKM.
Selain itu ada booth khusus untuk internal sampoerna atau untuk karyawan Sampoerna yang masih bekerja dan booth UKM umum yang bukan dari binaan Sampoerna.
Contribution and CSR Manager PT HM Sampoerna Tbk. Taruli Aritonang mengatakan, acara yang digelar untuk kali ketujuh itu merupakan bukti bertahan dan berkembangnya usaha kecil menengah (UKM), khususnya di Jawa Timur.
Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna menggelar pameran hasil produksi pelaku Usaha Kecil Menengah dalam sebuah pameran dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016.
Taruli Aritonang, menambahkan, kegiatan yang bertajuk "PPK Sampoerna Expo 2015" di Tunjungan Plaza pada 5-6 September ini bertujuan untuk memperkenalkan produk hasil pelaku usaha yang ada saat ini.
"Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas terkait dengan hasil produksi para pelaku UKM yang ada saat ini," katanya saat menggelar jumpa pers di Surabaya, Rabu(26/8/2015).
Wanita berkacamata dan murah senyum ini menegaskan, sejauh ini Sampoerna telah berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lokasi operasional pabrik danpengembangan kewirausahaan di Indonesia.
"Setidaknya, sudah ada sekitar 22 ribu peserta pelatihan, baik dari kelompok maupun individu yang telah mengikuti pelatihan di PPK Sampoerna. Dari jumlah tersebut, yangaktif dan masih konsisten menjalani bisnis mencapai tiga ribu peserta," katanya.
Menurut Taruli Aritonang, PPK Sampoerna merupakan pusat pelatihan kewirausahaan yang didirikan di atas lahan seluas sekitar 27 hektar dekat pabrik Sampoerna di Sukorejo, Pasuruan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha kecil dan menengah melalui serangkaian kegiatan pelatihan terpadu.
Untuk mendukung aktivitas-aktivitas di PPK Sampoerna, terdapat sejumlah fasilitas dan tenaga ahli yang membantu para UKM untuk dapat mengembangkan usahanya.
Fasilitas yang tersedia meliputi rumah kaca, ruang riset dan pelatihan untuk pengembangan produk makanan, area demo untuk sayur organik dan buah-buahan, peternakan kambing dan sapi, serta area untuk inkubasi.
"Bagi para UKM binaan yang telah mendapatkan pelatihan, PPK Sampoerna merupakan fasilitas yang mampu mendorong pengembangan usaha, baik dari sisi produk maupun pemasaran," tuturnya.
Sampoerna berharap agar ke depannya akan semakin banyak UKM yang dapat merasakan manfaat dari PPK Sampoerna.
Hal ini sejalan dengan tujuan Sampoerna untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui peningkatakan kewirausahaan yang mampu memproduksi dan memasarkan produk ke pasar domestik dan internasional.
“Pertumbuhan UKM juga dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia dengan menyediakan lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Kami mengharapkan agar upaya-upaya pengembangan kewirausahaan terus mendapatkan dukungan dari pemerintah serta peran aktif sektor swasta,” tutup Taruli.
Peserta Binaan Sampoerna
Seluruh UKM merupakan usaha wirusaha binaan dari Sampoerna melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Usaha binaan tersebar di beberapa kawasan di Jawa Timur seperti Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Kediri , Gresik danSurabaya lewat pendampingan dan pemantauan usaha.
Geliat wirausaha di Jawa Timur dinilai sangat besar. Oleh karena itu, perhelatan Sampoerna Expo 2015 telah digelar empat kali di Pasuruan dan dua kali di Surabaya.
Namun ke depannya, Sampoerna Expo mulai merambah Jakarta dan kota-kota lain di seluruh provinsi se Indonesia, di mana unit usaha perusahaan itu berdiri.
Taruli berharap UKM yang dibina melalui program Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna mampu menembus pasar luar negeri.
Hingga saat ini, terdapat 22.000 usaha binaan yang telah dilatih di Jawa Timur. Adapun UKM yang masuk dalam kategori start up yang memulai bisnisnya berjumlah 3.000 UKM, baik usaha personal maupun kelompok.
Ekspor Hasil UKM
Endri Krisnu, salah satu binaan PPK Sampoerna menargetkan produksinya bisa menembuspasar ekspor ke Malaysia dan Singapura pada 2016.
Praktisi di bidang makanan ringan berupa keripik bakso dan kacang mede itu berharap mampu mempromosikan produknya lebih jauh di ajang pameran Sampoerna Expo 2015
“Awalnya, pangsa pasar kami hanya sekitaran Jawa Timur saja. Sekarang sudah merambah Palembang dan Bali. Tahun depan target tembus pasar Malaysia dan Singapura,” ujarnya saat ditemui di kesempatan yang sama.
Endri mengaku, melalui program PPK Sampoerna dirinya mendapat suntikan psikologis dan ilmu yang begitu besar dalam memulai bisnis. Dari binaan tersebut dia belajar mengenai strategi jitu pemasaran, kiat menjaring investor hingga pemilihan kemasan siap jual.
“Pada awalnya saya mengemas snack hanya plastik biasa, sekarang saya gunakan kertas karton dan alumuminium yang eye-catching. Bahkan saya mencoba merambah anak muda dengan membuat bentuk kemasan yang disukai anak muda,” ujarnya sambil tersenyum.
Dalam sebulan, perempuan berkerudung asal Pasuruan ini mampu mengantongi omzet Rp 100 juta dengan merek dagang Favoriet Snack yang dirintis sejak 2008.
Endri Krisna menambahkan ia membuka usaha makanan olahan dengan bahan baku bakso.
"Dengan modal awal sekitar Rp 1 juta, saat ini omzetnya menjadi Rp 15 juta per hari," jelasnya.
Manfaatkan Kain Sisa
Merintis Usaha Kecil dan Menengah (UKM), tidak semudah mendapat modal, pelatihan, dan pemasaran. Tapi juga harus ada ketekunan, fokus dan konsisten.
"Karena usaha itu tidak stagnan. Ada naik turunnya. Itu yang saya rasakan selama tiga tahun usaha aplikasi kain perca pada produk fashion tas dan dompet," jelas Fitrotin
Nisak, saat memaparkan usahanya sebelum mengikuti pameran Pusat Pendampingan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2015 pada September mendatang.
Fitro yang tinggal di daerah Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, tak jauh dari pabrik Sampoerna, mendapatkan kesempatan mengembangkan ketrampilannya menjahit. Saat menjadi penjahit, pendapatan Fitro tidak pasti.
Ketika mendapat kesempatan ikut pelatihan kewirausahaan Sampoerna di tahun 2012, Fitro pun langsung memilih fokus menggeluti aplikasi kain perca.
"Saya punya banyak kain perca, sehingga bahan bakunya sudah ada," jelas istri dari Fadholi, dan ibu dari dua anak itu.
Dikatakan Fitrotin, kini, setelah berhasil menjadi pengusaha kain perca, dirinya sudah mempekerjakan warga desanya untuk memproduksi barang massal dari kain perca.
"Hasilnya saya bisa kirim ke luar Jatim lewat pameran-pameran UKM. Untuk penghasilan tiap bulannya saya bisa meraup untung Rp 5 juta per bulannya," jelas Fitra,yang menjual produknya dari harga Rp 30.000 hingga Rp 125.000 per produk, berupa dompet, tas untuk mukena, tas laptop, dan tas belanja dengan bahan dari kain.
Sri Widowati S Hastuti, Community Development Executive, menjelaskan, dalam melakukan pendampingan UKM, tidak semua jadi.
"Salah satu contoh, saat pelatihan pengolahan jamur tiram, dari 30 peserta yang ikut, hanya lima yang lanjut. Dan dari lima itu yang sudah menasional hanya satu orang,"jelas Widowati.
Wido mengatakan kunci dari kesuksesan usaha adalah fokus, konsisten dan tekun dan itu sudah terbukti.