TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengaku heran dengan harga BBM bersubsidi di Indonesia. Pasalnya harga BBM non subsidi di Malaysia dan Singapura lebih murah dibandingkan di dalam negeri.
Kardaya menyebutkan untuk BBM RON 92 di Malaysia di kisaran Rp 6400. Sedangkan harga BBM di Singapura dengan kualitas RON 92 dibanderol 450 dollar SIN per metrik ton atau Rp 6300 per liter.
"Dibandingkan harga asumsi harusnya harga BBM bersubsidi turun, karena harga impor juga turun, dibandingkan negara tetangga," ujar Kardaya di diskusi Energi Kita, Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (6/9/2015).
Kardaya juga memaparkan penurunan harga minyak jauh dunia lebih besar dari dampak peningkatkan kurs. Kardaya memaparkan pelemahan nilai tukar rupiah 12 persen, sedangkan penurunan asumsi Indonesian Crude Price dari 60 dollar AS per barrel menjadi 40 dollar AS atau turun 23 persen.
"Harga BBM harus lebih rendah, Untuk RON 95 di Singapura aja lebih murah, nah apalagi RON 88 (Premium)," kata Kardaya.
Sampai saat ini pemerintah belum ingin menurunkan harga BBM bersubsidi, mengingat Pertamina merugi sampai Rp 13 triliun. Hal ini disebabkan Pertamina menjual harga BBM bersubsidi diatas harga jual minyak dunia.
Menanggapi hal itu, Kardaya menilai keputusan pemerintah salah membela Pertamina. Karena saat ini rakyat yang harus mengganti rugi Pertamina.
"Yang terjadi rakyat menomboki perusahaan (Pertamina)," papar Kardaya.