TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada saat ini, dinilai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) belum mengganggu kinerja perbankan dan tidak ada potensi bank gagal.
"Selama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) belum melimpahkan bank gagal ke kita, kita masih anggap keadaan aman," ucap Pelaksana Tugas Kepala Eksekutif LPS, Fauzi Ichsan di Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Perbankan yang disebut bank gagal yaitu disebabkan ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya atau karena tidak bisa membayar atau pemenuhan permintaan dana-dana lainnya yang masih merupakan bagian dari kewajibannya.
Menurut Fauzi, penguatan dolar AS memang berdampak terhadap perekonomian dalam negeri dan kinerja industri perbankan, namun rupiah yang saat ini di level Rp 14.000 per dolar AS masih relatif kondusif.
"Rupiah tembus Rp 15.000 per dolar AS pasti berdampak ke NPL (kredit bermasalah) perbankan. Tapi kan kalau dilihat tingkat kecukupan modal industri perbankan di level 20 persen-an masih tinggi, gross NPL juga 2,6 persen masih rendah," tutur Fauzi.